KAWAH IJEN: Rahasia Dibalik Kepergianku (Part II)
Aku ninggalin dia itu karena dia mau MERID. Karena pada
prinsipnya aku sangat mencintai dia. Bila dia merid dan aku terus ada dalam
kehidupan dia, itu artinya dia akan melanggar janji suci pernikahan dia dengan istrinya.
Sungguh dosa besar jika orang yang aku cintai melanggar janji pernikahan di
depan Tuhan. Maka dosa besar itu akan berkali-kali lipat. Termasuk aku. Hidup
kayak gini aku sadar udah salah dan aku gak mau membuatnya tambah salah. Aku
sangat mencintaimu Hen. Demi masa depanmu biar aku yang sakit. Aku mengenalmu.
Lebih tau dari yang mungkin kamu tahu. Karena itu aku membuat alasan yang biar
bikin kamu gak mikirin aku dan illfeel sama aku. Ini sangat menyakitkan buat
aku demi kamu. Masa depan kamu.
Tapi bila memang suatu saat nanti kamu dengan
orang lain, aku gak bisa berbuat apa-apa. Dan memang benar selang beberapa
tahun akhirnya jadi kenyataan. Pada saat aku ada di rumah Rony bersama teman
lainnya, tiba-tiba ada mobil honda CRV datang. Mengejutkanya ternyata yang
turun dari mobil itu adalah Hendrik bersama BFnya (Brondong). Sontak ini
membuat aku syok dan sangat menyakitiku. Aku tidak menyangka kalau Rony adalah
sahabat Hendrik juga. Selama ini dia cerita punya sahabat karib bernama Hendrik
namun tak disangka Hendrik itu adalah orang yang aku cintai. Damn! Dunia ini
sempit sekali. Oleh karena itu aku langsung pamit pulang ke Rony. Padahal ini
acara kumpul bareng mau makan bersama. Hanya saja Hendrik tidak mengenaliku
karena memang aku ada perubahan penampilan dan postur tubuh. Sekali lagi aku
pamit dan benar-benar minta maaf ke Rony dengan alasan ada keperluan mendadak.
Padahal sebenarnya aku tidak kuat memandang moment menyakitkan itu.
Ya.. Itulah memory kecil yang hampir aku lupa. Sudah
berhasil aku melupakannya namun kini teringat kembali. Dan sekarang malah aku
harus hiking bersama dia. Kamu tahu gak ini kenapa bisa terjadi? Bener-bener
takdir yang sangat rumit. Kenapa dari sekian banyak orang, harus dia yang
datang lagi? Dan dari sekian puluhan
temen hiking rony kenapa harus hendrik yang ikut?????
Saking galaunya aku jadi membeli banyak coklat batangan.
Karena aku tahunya coklat emang bikin orang galau jadi lebih tenang karena
kandungan???apa ya namanya aku lupa?vlovanoid klo gak salah.. Bodoh amat lah
aku lagi gak bahas masalah biologi. Intinya kan coklat bikin hepy gitu aja.
Simple.
But waittt... Setelah di pikir kenapa tiba-tiba si rony
nyaranin beli coklat ya? Kok kebetulan sekali aku lagi galau dan dia nyuruh
beli coklat?hemmm jangan-jangan dia udah tau kalau aku emang galau karena
hendrik... Wah-wahh... Pikiran kemana-mana jadinya. Udah ah aku gak mau
ngebahas galau lagi. Karena dari tadi diperhatikan penjaga toko aku melamun
mulu. Sampe nyari barang di depanku aja aku gak tau. Jadi malu sendiri.
Okey setelah belanja lanjutkan perjalanan. Karena masih 3
jam perjalanan aku tidur lagi di mobil. Sambil nyemil coklat batangan. Wah wah
mantap.. Dan tidak terasa karena si sopir tetep ngebut akhirnya kami sampai pos
pertama dan harus berhenti. Karena view nya bagus jadi aku sempetin narsis poto-poto
dulu. Heheheheh.. Tapi kok hasilnya gak maksimal. Ya jelas. Karena foto sendiri
alias selfie (trend foto 2014) angle nya gak pas. Jadi bete liatnya..
"Sini Bastian aku potoin. Kamu coba berdiri disitu
kayaknya bagus" Sapa hendrik tiba-tiba dari belakang. Aishh... Jadi gimana
gitu waktu ngasi cameraku ke dia rada malu...
"Nah gitu baguss... Diem ya.. Satu dua tiga...
Jeprettt.... Loh bas jangan pucet gitu"
"Hadeww ya jelas pucet. Lha kamu yang motret. "
grutu dalam hati...
"Sekali lagi ya.. Satu. Dua. Tiga. Jeprett... Okey
lumayan bastian..."
"Makasih ya mas" jawabku
"Hey kalian... Tetep di situ ya.. Aku fotoin"tiba-tiba
mbak Ifa udah siap motret. Waduh.. Foto ma dia. Jadi tambah gerogi.
"Hey kalian klo foto kok berjauhan gitu. Muka pucet
kayak musuhan aja?" Kritik mbak Ifa gak jadi motret. " kalian deket
donk. Trus senyum. Jangan kayak gitu?"
"Iya mbak siapppp" Teriak Hendrik. Aku sih diem
aja. Ternyata dia kayaknya juga gerogi. Hahahha
"Nah gitu donk. Okey ready? Jepret"
Aku langsung nyamperi mbak ifa dan liat hasilnya. Wow..
Bagus banget. Usut punya usut ternyata mbak Ifa ini salah satu fotografer
majalah. Jadi gak di ragukan lagi hasilnya kalo dia yang motret.
"Waahhh.. Kayak prewedding. Hahahha" Rony kembali
ngeledek. Dia ikut melihat hasilnya ternyata. Hemmm.. Rony gak habis-habisnya
ngeledek. Tapi lucu juga sih hasilnya. Dan si hendrik juga senyum-senyum
ngeliatnya. mungkin dia juga merasakan hal yang sama sepertiku (Who's know??)
Selang beberapa menit kemudian kami melanjutkan perjalanan
kembali. Aku pikir pos nya cuma 1. ternyata masih 2 lagi. Dan setiap pos
dikenakan biaya 5 ribu rupiah. Padahal jelas sebenernya GRATIS. Bayarnya itu
seharusnya pas waktu udah sampe pos terakhir. Benar-benar budaya PUNGLI di Indonesia
sangat menjamur.
Dalam perjalanan sebelum pos terakhir kami berhenti sejenak
karena ada spot yang menurutku emang bagus banget (Sebenernya ide berhenti
pertama kali karena ada yang kebelet pipis). Letaknya sebelum tanjakan pos
terakhir. Sebuah padang safana yang luas. Dan dibawah nya ada air terjun
belerang yang tak kalah keren. Batunya gede-gede dan membentuk seperti dinding.
namun sayang safananya sepertinya habis dibakar orang sekitar situ. jadi bukan
warna hijau yang terlihat. Melainkan hitam penuh arang. Aku jadi rada kecewa.
Kenapa tanaman dan pemandangan sebagus ini harus di rusak.? Tapi tidak ada kata
yang tak mungkin buat mbak Ifa. Dengan kamera DSLR nya yang ia tenteng di dada
dan berbekal 2 lensa dia mulai jepret sana sini. Aku lihat benar. Dia pintar
sekali mengambil angle yang biasa jadi terlihat luar biasa. Sampai akhirnya
naluri narsisku muncul. Dan dengan senang hati mbak ifa memotretku
berulang-ulang. Kapan lagi di foto oleh fotografer professional. it's my change
for narsis. Alhasil luar biasa fotonya. hemmmm sudah tak sabar pengen aku share
di Facebook. Tapi apalah daya. ini di tengah gunung. Jadi tak ada sinyal.
Tak terasa sudah senja. Gila. Padahal tadi kami sampe jam 3.
Sekarang udah mau magrib. Ditemani angin sepoi-sepoi kami melihat sunset yang
begitu luar biasa indahnya plus di tambah background gunung berbentuk 4 jari
seolah ingin mengambil matahari. Lengkap pula dengan awan diatas yang
samar-samar. Sehingga mengolah cahaya matahari jadi terbelah sedikit. It's
amazing landscape. Oh Ijen... I love it…
Dalam hati aku merasa, Ini masih belum sampek puncak udah
bagus banget view nya. Apalagi udah ada di puncaknya ya? pasti lebih keren. Nah
saat mendengar adzan magrib di Handphone ku (ditengah hutan dan gunung gak ada
musholah apalagi masjid) kami memutuskan untuk segera menuju pos terakhir. Saat
memasuki gerbang dan parkir mobil, ternyata masih sedikit mobil yang parkir. Ataupun
sepeda motor. Mungkin ini masih terlalu sore kali ya? Karena memang saat
mendaki disarankan jam 1 atau 2 pagi. Perjalanan pendakian normal 3 jam (jangan
mengajak anak alay bisa sampe puncaknya tahun depan, kemungkinan terburuk dia
nyerah dan minta turun. oh come on!!). Jadi sampe puncak pas sunrise. owww i'm
ready for this. Udah gak sabar pengen segera naik. But not this time.
"Hey Bas ayo turun.." sapa Rony. Ternyata dia udah
keluar duluan. "Ayo cari makan dulu. Biar kamu gak kelaperan. Diatas gunung
gak ada warung"
"Oh iya sebentar.. Kamu duluan aja. Ntar aku
nyusul..." sahutku dari dalam mobil.
"Okey..." Jawab Rony
Karena tadi di supermarket aku udah beli banyak barang, aku
rada kesulitan waktu turun. Jadi ribet harus menata barang & makanan yang
aku beli tadi. Setelah udah rapi aku buka pintu mobil dan keluar dan sontak...
"Ooowwww.. Dinginnnnnn bangeetttt..."
Gila. Udaranya dingin banget. Pake angin berhembus terus
menerus. Ya iyalah. Namanya juga di daerah gunung. Hampir puncak lagi.
"Brrrrrrr" Aku menggigil kedinginan. Karena gak
tahan aku kembali masuk mobil. Mungkin karena kaget. Jadi harus sedikit demi
sedikit harus dibiasakan. Maklum body rada gak bersahabat dengan udara dingin.
Cerita sekilas "Sebenernya aku ini juga orang gunung. Bokap asli orang Trawas
yang notabene juga dingin. Tapi berhubung selama 24tahun umurku, pulang kampung
ke trawas bisa dihitung jari. gak sampe 10 malah. ha? diriku memang payah. Dan
mungkin aku ini adalah orang gunung pertama yang gak suka udara dingin di
gunung. Oh no..."
Berhubung dinginya hawa disini, membuat aku beser alias
pengen pipis mulu. So dengan terpaksa aku keluar mobil dengan memakai sarung
yang sudah aku bawa dari rumah. Memang. Airnya gila dinginnya. Berasa air es. Cepet-cepet
aku kembali ke mobil selesai siram dan cuci muka. Karena juga rada gak nyaman
klo badan gak kena air.
"Hey bas.. Ayo makan. Kamu tadi kan seharian belum
makan? Ntar aku gak mau gendong kamu klo pingsan di puncak. Males.. ayo cepet..
Ditungguin ini ama anak-anak" Rony tiba-tiba membuka pitu mobil.
"Eh iya.. di warung mana?" Rony menunjuk salah 1
warung. Dari balik kaca mobil, aku melihat mbak Ifa yang sedang asik minum
kopi. hemm pasti itu nikmat sekali. Dan ada si supir termasuk Hendrik.. Oh
noooo.. makan bareng ama dia? no no no no
"Eh Ron aku di mobil aja ya? Soalnya dingin banget. Aku
gak tahan. Aku makan roti aja. Ini aku tadi beli banyak di minimarket Paiton. Lagi
pula aku bisa mules kalo udara dingin makan nasi atau terisi yang lemak-lemak.
Aku di mobil aja.. Kalian makan aja gak apa-apa" kataku sambil mengambil
roti 1 bungkus besar.
"Oh ya udah kalo gitu.. Tapi kalo kamu pengen ikut
kesana aja gak apa-apa. Okey?"
"Okey" sambil wajahku memasang senyum.
Oww.... merana sekali liburan sama mantan gebetan. Berasa
gak enak. Rasanya gimana gitu. Kalo harus berhadapan sama dia lagi. Sebenernya
aku juga pengen makan sih. Pengen yang anget-anget. Tapi ya begitulah. Mending
makan roti dengan mulut kering daripada harus ngeliat dan makan bareng sama
dia. ( Jadi inget makan bakso bareng waktu kencan ama dia. 2007)
Tak terasa terlelap aku menunggu mereka. Saat ku terbangun
semua temen-temen sudah ada di dalam mobil. Jam ku lihat menunjukkan pukul
22.30. Kurang 3 jam lagi kami mendaki. Apalah daya mau tidur aku sudah tidak bisa.
Efek tidur terlalu cepat juga. Hanya BB yang bisa sedikit menghibur. Aku
aktifkan lagi sinyal yang mati dan sontak aku tersenyum, ternyata ada sinyal.
Wow.. Emang operator si merah ini rajanya sinyal. Dan begitulah adanya sinyal
aktif dan puluhan pesan bbm bertubi-tubi masuk. Semua pada nanyain foto
profilku. Apalagi yang di facebook. Banyak yang mengomentari status perjalanan
ku ke gunung Ijen. Sempat aku foto si hendrik dari belakang dan kubuat status
"Menyebalkan liburan sama mantan". Agak rancu memang karena
sebenarnya aku dulu belum resmi pacaran sama dia. Tapi kedekatanku yang sudah
lama dan perlakuan serta perhatiannya yang membuat hatiku tenang, aku
menganggap dia sudah menjadi pacarku. Mungkin dia terlalu malu untuk
mengutarakannya. Dan semua harus berakhir saat dia memutuskan untuk menikah.
Satu demi satu komentar aku baca. Saat ingin ku balas
komentar temanku di facebook sedikit demi sedikit mata mulai kembali berat dan
akhirnya aku tertidur. Hanya saja entah aku memang sudah benar-benar tidur atau
tidak si Rony membangunkanku. Aku melihat jam sudah menunjukkan jam 1 dini
hari. Aku masi mengantuk banget. Aku di sarankan untuk mencuci muka d toilet.
Lagi-lagi aku harus merasakan dinginnya air es di sini. Jelas rasa kantukku
langsung hilang. Saat aku berjalan menuju mobil aku melihat semua sudah
berkumpul. Rony menyiapkan alat-alat yang akan dibawa. Seperti senter, air
minum dan lain-lain. Wajib 2 orang harus membawa 2 botol. Aku heran kenapa
hanya berempat yang akan naik. Si supir kemana? Apa dia gak ikut. Jelas dia
terlihat masi ngorok. Sebelumnya dia memang gak ingin ikut. Tugasnya hanya
supir. Tapi betul juga sih kalo dipikirin. Nanti pas pulang klo semua naik dan
semua ngantuk kan gak lucu. Masak harus nunggu dia tidur? Ya sudahlah tidak
apa-apa. Aku juga tahu konsekwensinya kalo hanya naik ber empat otomatis aku
harus berpasangan sama Hendrik.
"Whatttttttttt?????? sama hendrik ? Oh no no no..."
(To Be Continue in Part III - Last) Klik Baca Part III
Comments
Post a Comment