Sofa Untuk Ibu Tercinta
Minggu,
11 Oktober 2015
Weekend
ini aku hanya berdiam diri dirumah. Tak ada rencana jalan atau kemana. Meski
ini tanggal muda habis gajian rasanya aku malas sekali untuk jalan-jalan.
Mungkin aku sudah mulai jenuh. Aneh ya jalan-jalan kok jenuh. Harusnya orang jenuh
malah harus jalan-jalan bukan? Tapi ya inilah diriku sekarang. Harus hemat.
Hahahaha
Aku
duduk di ruang tamu sambil online BBM dan sosmed lainnya. Tapi sepertinya aku
mulai tidak nyaman dengan sofa di ruang tamu yang sudah mulai rusak. Sebenarnya
tidak mulai sih… Emang kondisinya sudah rusak. Aku jadi teringat akan keluh
kesah ibuku beberapa bulan lalu yang menginginkan sofa baru. Sampai-sampai saat
dirumah tanteku ada orang memperbaiki kasur, bapak ku langsung bilang penawaran
ke tukang kasur tersebut untuk memperbaiki sofa di rumah yg sudah rusak. Cuma
karena biaya perbaikannya mahal seharga sofa baru, akhirnya aku bilang mending
beli baru saja. Karena jika aku hitung hanya nambah beberapa ratus ribu saja.
Cuma
ya itu tadi. UUD. Ujung-ujungnya duit. Tabunganku belum cukup untuk membeli
sofa baru. Aku tidak tega melihat ibuku bersedih terus. Mungkin beliau malu
ketika ada tamu atau temanku yang main ke rumah, dan harus duduk di sofa yang
sudah rusak covernya. Dari situ beberapa bulan ini aku berusaha menabung untuk
membeli sofa. Sebenarnya awalnya tabunganku ini mau aku belikan camera DSLR
yang sudah aku idamkan sejak 3 tahun lalu. Apalah daya karena banyak kebutuhan
yang harus dipenuhi kadang tabunganku terpakai untuk keperluan rumah tangga.
Maklum sebagai tulang punggung keluarga banyak sekali keinginan yang aku
korbankan. Tak apalah. Lagipula tujuan hidupku tak lain adalah membahagiakan
kedua orang tuaku.
Bulan
oktober ini jika aku gajian lumayanlah aku bisa mengumpulkan 80% buget untuk
membeli sofa. Sambil mencari uang tambahan, mungkin hari ini aku mau jalan
keluar ke toko di kota Sidoarjo untuk survei harga dan model-modelnya. Kebetulan
pacarku ada dirumah. Diapun dengan senang hati mengantarku untuk survei harga
dan model-modelnya.
Dijalan
aku ingat kalau ibuku lagi pengen sofa yang berbahan full kayu jati. Aku juga
suka model itu karena bisa dibilang saat ini lagi nge-hits banget. Ya..
pastinya bisa lebih awet dan kuat. Hanya saja perasaanku tidak enak dengan
harganya. Tapi ya sudahlah dijalani aja siapa tahu ada yang murah.
Setelah
sampai area pertokoan dipusat kota sidoarjo di jalan majapahit, aku rada bete.
Aku lupa kalau hari ini hari minggu. Banyak toko yang tutup. Awalnya pacarku
ngajak aku ke toko langganan dia yang dulu pernah beli sofa juga. Tapi karena
toko langganannya tutup, akhirnya kami ke toko sebelah tak jauh dari situ.
Didalam
toko aku cukup kagum dengan model sofa kayu jati yang di pajang. Berita
buruknya harganya yang selangit itu. Benar-benar jauh dari ekspektasi harga
yang ada dalam buget ku.
“Mbak
harganya yang paling murah gak adakah? Kira-kira dibawah 5 juta ada gak?”
tanyaku kepada penjaga toko.
“oh
ada mas.. kalau mau lihat ada dilantai 2. Mari kalau mau lihat!” Jawab penjaga
toko itu. Hatiku sedikit lebih lega. Aku berdoa semoga harganya masuk akal
kantongku.
Ketika
aku dilantai 2 toko itu, aku melihat banyak sekali model sofa kayu jati. Ada
beberapa yang aku suka modelnya.
Tapi
harganya tetap belum cocok dengan bugetku. Karena aku berpikir toko ini
kemahalan dan gak bisa ditawar lebih murah
lagi, aku ngajak pacarku untuk cari toko lain. Kebetulan depan toko ini juga
ada toko furniture.
Dari
jauh aku tidak melihat model sofa kayu jati yang aku cari. Namun aku tetap
menyebrang jalan menuju toko itu dan bertanya. Siapa tahu ada kan? Karena toko
itu adalah satu-satunya yang buka di hari minggu selain toko yang barusan aku
survei.
Setelah
sampai toko itu aku bertanya apakah ada sofa bahan kayu jati model “L”. Petugas
nya kali ini cowok. Kemudian dia mengajakku ke toko sampingnya. Aku gak nyangka
kalau tokonya itu nyambung sama toko sebelah. Setelah masuk akhirnya aku
melihat model yang bisa dibilang bagus seperti yang aku inginkan.
Terlihat
kuat dan elegan. Hanya saja lagi-lagi aku agak ngeri tanya harganya. Setelah
tanya harganya ternyata sama aja dengan toko yang tadi untuk model yang bukan
full ukiran. Yang model full ukiran lebih mahal lagi. Harganya 30% lebih mahal.
Cuma kalau aku lihat modelnya bagus toko yang ke-dua. Lebih besar ukurannya.
Aku bertanya pada diri sendiri “apa memang ini harga pasarannya ya?” Karena aku
bener-bener buta soal harga furniture. Maklum aku sukanya gadget. Harga smartphone
type apapun aku tahu. Tapi klo furniture aku nyerah deh. Mungkin benar harganya
memang segitu. Aku tawar juga petugasnya hanya ngasih potongan 50 ribu. Hellow…
itu mah bukan potongan menurut ku.
Aku
keluar dan memutuskan untuk pergi ke pasar larangan sidoarjo. Pikirku karena
disana pasar traditional siapa tahu lebih murah. Namun sampai di pasar pake
mandi keringat karena harus jalan kaki panas didepan pasar, ternyata…..
Jeng..
jeng….. harganya jauh lebih mahal lagi.. oh Ya Allah…..
Tapi
ya sudahlah. Aku nyerah. Aku putuskan untuk pulang. Jalan satu-satunya adalah
memang menambah bugetku. Dirumah aku terdiam. Pacarku melihatku murung.
“Udah
jangan murung gitu. Besok kita cari lagi gimana? Kan tadi Cuma 3 toko. Siapa
tahu ada yang lebih murah lagi. Okey?” kata pacarku.
“Iya
besok kita cari lagi. Tapi kemana ya enaknya?” Tanya ku.
“Ke
Royal Plaza Surabaya saja. Aku lihat disana banyak banget waktu itu yang jual furniture.”
Jawabnya
“Ha?
Ke Royal Plaza? Itu kan mall yank! Ya pasti tambah mahal lah. Belum dia sewa
tempat disana. Dalam perhitunganku kayak e disana pasti lebih mahal.” Kataku.
“Ya
namanya juga survei. Gak apa-apa kan? Sekalian jalan-jalan. Okey?” bujuknya.
“Okey”.
Aku setuju.
1
minggu kemudian……….. Minggu, 18 Oktober 2015.
Hari
ini aku kembali melanjutkan survei sofa ke Royal Plaza. Kemarin sibuk kerja
jadi tidak sempat nyari lagi. Karena sekarang libur aku diantar pacarku lagi ke
Royal Plaza. Cuma kali ini bersama saudara perempuannya. Ya lumayan lah semakin
banyak orang jadi rame. Lagi pula kakak perempuannya ini memang hoby sekali
sama furniture. Mungkin dia bisa memberi advice dan cara menawarnya lebih jago.
Kami
berangkat menggunakan mobil. Dalam mobil rame banget. Tapi cukup seru juga.
Ohya karena melewati depo bangunan yang besar itu akhirnya kami mampir dulu.
Tapi ternyata depo bangunan gak jual furniture kayak gitu. Sayang banget toko
sebesar itu gak jualan sofa. Lalu kami melanjutkan pergi ke Royal Plaza
Surabaya lagi. Perasaanku tidak tenang. Takut harganya yang mahal. Tapi yang
namanya harapan siapa tahu ada. Disamping itu aku juga tipe orang yang penuh
harapan (loh kok curcol. Hehehe).
Seperti
yang sudah aku prediksi dari awal. Setelah sampai Royal plaza dan muter-muter
semua toko furniture harganya gaaannnnnn…. Harganya 3x lipat dari toko yang
sudah aku survei. Memang sih dari model lebih bagus daripada yang di Sidoarjo
kemarin. Tapi kali ini aku gak galau kayak kemarin. Kan sebelumnya aku udah
prediksi ini pasti terjadi. Jadi ya gak apa lah. Mungkin benar harga di toko
yang aku survei sebelumnya itu adalah harga pasaran termurah. So aku udah harus
konsen ngumpulin buget segitu.
Berhubung
royal plaza itu gede banget, kini baru terasa kaki ini pegel cenut-cenut dan
perut keroncongan. Sudah saatnya istirahat. Kebetulan sudah waktunya solat
ashar juga. So memenuhi panggilan Allah dulu baru cari makan.
Selesai
makan kamipun pulang dengan tangan hampa lagi. Dalam perjalanan aku terus
berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang tambahan. Supaya aku bisa segera
membeli sofa untuk ibuku. Aku lelah dan tidak tega melihat ibuku bersedih dan
malu. Semoga Allah membantuku lagi kali ini
Dirumah
aku berbincang dengan ibu dan bapakku. Selama ini beliau tidak tahu kalau aku
diam-diam mencari sofa. Awalnya aku memang berniat membuat surprize ke ibuku
seperti dulu. Pasti keren kalau tiba-tiba ada orang ngirim sofa ke rumah. Hanya
saja karena aku benar-benar menyerah, aku bertanya ke ibuku dimana toko yang
murah disekitar rumah. Gak disangka ibuku
sangat senang ketika aku berniat membeli sofa impiannya. Beliau memberiku saran
untuk ke toko daerah pasar Tulangan. Dari rumahku lumayan deket. Malah tetangga
depanku juga dapat harga murah di toko itu. Jika aku dapat harga murah seperti
tetanggaku, aku bisa langsung membelinya saat ini juga.
1
Minggu Kemudian. Sabtu, 24 Oktober 2015
Aku
kembali pergi survei ke daerah Tulangan – Sidoarjo untuk melihat toko furniture
yang direkomendasikan ibuku tadi. Tapi sebelum survei, aku diajak pacarku anter
kakaknya yang mau latihan ibadah haji di salah satu KBIH Mojosari – Mojokerto.
Deg…….
Ya
Allah… Lagi-lagi aku teringat salah satu keinginanku untuk memberangkatkan
orang tuaku pergi haji. Dalam hati mustahil sekali aku bisa memberangkatkan
mereka. Beli sofa aja aku harus survei sana sini demi mendapatkan harga murah.
Kadang aku merasa kecewa sama Allah. Kenapa yang diberi kelebihan malah tidak
mau memberangkatkan orang tuanya pergi haji. Sedangkan aku yang benar-benar
punya keinginan membahagiakan orang tua malah diberi kekurangan seperti ini.
Hidup ini tidak adil.
Namun
aku hanya manusia biasa. Aku harus menjalani semua rintangan hidup ini. Entah
kapan aku bisa mendapatkan keajaiban itu. Aku sadar siapa aku dan kemampuanku.
Hanya kuasanyalah yang mampu mewujudkan mimpiku ini.
Sampai
depan kantor KBIH jantungku berdebar. Aku berkhayal suatu saat aku pasti bisa
ke KBIH entah itu dimana dan mendaftarkan kedua orang tuanku pergi haji. Tapi
khayalan itu berakhir saat aku iseng bertanya sama orang yang ada di KBIH itu,
kebetulan orang tersebut adalah pemilik KBIH. Beliau bilang untuk biaya haji
sekarang sekitar 35 juta/orang. Itupun harus antri selama 17 tahun. Beliau memberiku
penawaran bisa mencicil DP sekitar 20 juta/orang agar bisa mendapat nomer
antrian dan bisa di cicil selama 1 tahun.
Aku
terpana tak berdaya mendengar penjelasan beliau. Pikiranku melayang dan tak
bisa berpikir lain selain kata “Mustahil”. Selesai mendengar penjelasan beliau
aku pamit keluar. Mukaku pucat dan ada sesuatu yang tak bisa ku tahan. Aku
langsung bertanya ke salah satu petugas KBIH dimana letak toilet. Setelah dia
memberiku arahnya aku langsung menuju toilet dan….
Ya…
Aku tak bisa menahan air mataku keluar. Aku cuci mukaku dengan air tawar
bercampur air mata yang terus mengalir. Mungkin ini lebay banget. Tapi benar
aku suka baper kalau bahas hal ini.
“Ya
Allah begitu besarkah permintaanku, niat baikku untuk memberangkatkan mereka
pergi ke istanamu di Mekkah. Apa itu terlalu mahal untuk ukuran Tuhan
sepertimu? Mimpi. Cita-cita yang sirna. Yang mungkin belum banyak orang tahu
selain aku dan Engkau. Karena sekuat apapun aku berusaha bahkan saat cita-cita
itu sudah ada didepan mata namun karena takdirmu kini semua hilang musnah.
Seandainya cita-cita yang ada didepan mataku engkau wujudkan, bahkan mungkin
aku bisa memberangkatkan orang tua dan aku sendiri bisa ke rumahMu disana
setiap tahun. Tapi Engkau memberiku kegagalan…”
Astaghfirullah….
Ya
Allah.. Maafkan aku. Aku jadi ingat semua kegagalanku. Tak sepatutnya aku
mengumpatmu seperti itu. Aku tahu ini adalah ujian darimu. Entah sampai kapan
ini berakhir. Aku hanya meminta kekuatanmu. Agar aku bisa melalui semua cobaan
ini. Ya Allah aku hanya takut kehabisan waktu untuk mewujudkan mimpiku ini
karena kedua orang tuaku semakin menua. Sekali lagi maafkan aku.
Kucoba
menenangkan diri sejenak. Aku tak mungkin kan menemui pacarku dan saudaranya
dengan muka mewek kayak gini? Aku cowok gak bole keliatan lemah kayak gini.
Okey?
Didalam
mobil kutunggu. Agak lama acaranya. Sekitar 3 jam. Setelah selesai kakaknya
pacarku masuk mobil dan membawa sebuah kertas. Ternyata itu adalah daftar
kelengkapan haji nanti yang harus dibawa.
Saat
aku meminjam daftar tersebut kakaknya bertanya padaku.
“Pengen
berangkat haji juga kah?” tanya dia.
“Oh..
bukan aku mbak. Tapi buat ortuku nanti” Jawabku agak malu.
“Wah
mbak bangga sama kamu. Bisa punya niat kayak gitu” sahutnya.
“Iya
mbak. Tapi kalau lihat biayanya….” Aku tidak meneruskan kalimatku. Seolah bibir
ini kelu.
“Tenang
aja. In Syaa Allah kalau punya niat baik pasti terkabul. Aku dulu juga gitu
kok. Kayak gak mungkin terjadi. Tapi buktinya sekarang bisa kan?Ada aja
rejekinya yang dateng”
“Iya
mbak makasih” jawabku lirih. Semoga galau ini bisa segera hilang dari otakku.
Selesai
dari KBIH kami menuju Tulangan. Sekali lagi untuk survei sofa. Mungkin survei
terakhir. Karena kebanyakan toko mematok harga yang sama. Jadi percuma juga
kalau aku harus survei lagi dan lagi. Lagian ibuku juga sepertinya sudah tidak
sabar untuk memiliki sofa baru.
Nah
setelah sampai pasar Tulangan aku suruh pacarku untuk mengemudi pelan-pelan.
Takutnya kelewatan tokonya. Jaraknya 1 km timur pasar Tulangan. Setelah
melewati makam ada belokan dikit dan kami akhirnya sampai ke toko itu. Namanya
CV Mubarok. Karena siang sekitar jam 1 terlihat sepi sekali tak ada orang
didalam toko. Hanya saja setelah aku amati itu ternyata bukan toko. Melainkan rumah
si pemilik meubel/furnitur tersebut. Rumahnya bisa dibilang besar. Didepan
sampai belakang ada banyak sekali lemari, meja, kursi dan sofa. Semua terbuat
dari kayu jati.
“Assalamualaikum”
salamku. Aku dikasih tau ibuku yang punya pak haji. Jadi pakai salam muslim.
“walaikum
salam” jawab pak hajinya dari belakang.
Harganya
sama dengan punya tetanggaku. Aku sih belum pernah lihat kursi tetanggaku
seperti apa. Apa modelnya yang seperti itu ya? Kemudian aku tanya model “L”. Ada.
Tapi harganya tetep sama kayak di toko sidoarjo sana. Lebih rendah 5% saja. Aku
tawar tidak bisa. Semua harga nett. Galau lagi galau lagi. Kali ini Aku kembali
ke rumah dengan membawa 1 lembar nota untuk mencatat telfon pak haji tadi
karena kebetulan kartu namanya habis .
Dirumah
aku masih menimbang mana yang harus aku beli. Aku sih sebenernya pengen beli
model standart karena harganya miring. Setidaknya baru. Tapi karena ibuku suka
yang model “L” tak apalah asal ibuku senang.
Dikantor
aku agak pendiam. Lalu aku bertanya sama teman baikku dikantor. Biasanya sih
dia lumayan bijaksana. Entah jawabannya apa nanti. Aku menceritakan semua
pengalamanku dari awal aku survei di Sidoarjo sampai di Tulangan kemarin. Tapi
jawabannya kali ini benar-benar diluar dugaan.
“Mending
uangmu ditabung saja. Jangan melakukan pengeluaran yang besar selama keadaan
perusahaan yang tidak jelas kayak sekarang. Bisa saja kan besok bangkrut dan
kamu di putus kontrak. Jadi belinya ditunda dulu sampai keadaan lebih baik dan
pasti”
Aku
terkejut mendengar perkataannya tadi. Aku sadari keadaan perusahaan tempat aku
kerja sedang krisis. Kemungkinan itu memang ada. Hanya saja mungkin karena
keinginanku untuk membahagiakan ibuku yang begitu kuat, aku jadi tidak
mengindahkan perkataan teman baikku tadi.
Alhamdulillah
juga aku dapat rejeki dari jasa menjualkan handphone temenku. Aku dikasi fee
yang lumayan dan aku menjual beberapa barang yang tidak terpakai di rumah di
situs OLX. Akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli sofa impianku. Hanya saja
saat aku mengambil uang di ATM yang begitu banyak, entah mengapa aku kepikiran
sama perkataan temenku sebelumnya. Ya Allah semoga ini bukan firasat buruk. Aku
percaya niat baikku untuk menyenangkan orang tua pasti akan membawa manfaat
yang besar. Semoga setelah ini Engkau melimpahkan rejekimu lebih banyak lagi.
Senin,
26 Oktober 2015
Pagi
ini aku memberi uang ibuku untuk membeli sofa impiannya. Aku melihat beliau
terharu. Aku senang sekali melihatnya sangat bahagia. Rencananya nanti ibu dan
bapak akan pergi ke toko yang ada di Tulangan. Semoga semua lancar. Aku pun
pergi ke kantor dengan hati senang.
Dikantor
aku jadi tidak sabar untuk pulang. Gak sabar melihat sofa baru ibuku. Waktu
terasa lama sekali hari ini. Apa karena ditungguin itu ya? Hehehe. Ya dijalani
aja. Toh pada akhirnya jam pulang juga datang. Langsung aku pacu motorku ke
rumah.
Inilah
kursi impian ibuku. Akhirnya terwujud juga. Alhamdulillah Ya Allah… Semoga
setelah ini rejekiku lebih lancar dan bisa terus memenuhi kebutuhan keluargaku.
Comments
Post a Comment