Inikah Rasanya Minoritas?
6 Juni 2016 (1 Ramadhan 1437H)
Ini adalah puasa pertama dalam
dunia baruku. Dunia kerja baru yang benar-benar nyata. Dalam hati aku ragu bisa
menjalaninya. Entahlah.... Mungkin karena jarak rumah yang kejauhan. Sehingga
lebih menguras tenaga dalam perjalanan.
Ternyata.. Tidak.
Jika masalah itu, insyaallah aku bisa menjalaninya. Namun kali ini lain. Mungkin ini kali pertama aku alami. Ya… kali ini aku dalam lingkungan “Rasis” tingkat tinggi dalam sejarah dunia karirku. Aku tidak berburuk sangka sama Allah yang sudah sangat baik memberi pekerjaan ini padaku. Aku menganggap ini hanyalah sebuah takdir yang memang aku harus jalani.
Aku yakin tidak hanya aku yang
mengalami ini. Diluar sana sudah pasti ada yang mengalami cerita karir
sepertiku. Dalam benakku jika aku saja bisa mengalami drama seperti ini, pasti
diluar sana ada yang lebih drama dibanding apa yang aku alami.
Cerita ini tidak bermaksud
memojokkan suatu golongan atau kepercayaan tertentu, namun suka tidak suka ini
yang aku alami. NYATA bukan pakai bumbu penyedap supaya terlihat drama.
Bisa dibilang ini sangat rasis.
Entahlah mungkin ini hanya dari sudut pandangku. Jika bisa aku gambarkan aku
bekerja seperti diluar negeri. Diluar negeri? Ya.. disini aku merasa berbeda.
Dimulai dari ras nya. Bisa dibilang dalam kantor 80% semuanya orang cina, dan
untuk kepercayaan 95% lainnya nonmuslim. Jadi kamu tahu posisku dimana? Ya of course 5% saja. Aku
tahu karena kebetulan absensi dan data karyawan aku yang pegang.
Mungkin dalam benak anda pasti
ada tenggang rasa seperti pelajaran IPS anak SD sampai SMA dahulu kala. Aku juga berpikir
bakalan ada istilah saling menghormati dan apalah apalah dan sebagainya. Namun
kenyataan tak semanis dalam buku pelajaran.
Awal ketika aku bekerja disini bertepatan
pada hari jumat. Diawal hari kerjaku, aku sudah kebingungan harus
solat jumat dimana karena karyawan disini gak ada yang solat jumat. Waktu itu
aku sempat bertanya pada salah 1 karyawan yang mukanya sih muslim banget. Kayak
arab-arab gitu, eh.. gak taunya dia juga gak tau. Ternyata dia non-muslim.
Wajar jika tidak tahu. Setelah Tanya sana sini Akhirnya ada temen kerjaku cewek
cina yang bilang kalau mau solat jumat Tanya pak santoso aja. Karena dia yang
biasanya solat jumat dan tahu letak masjidnya. Setelah bertemu beliau, dengan
senang hati akhirnya aku dibonceng dengan motor nya ke masjid. Alhamdulillah..
Jumat barokah waktu itu membuat
aku sadar bahwa aku sedang didunia yang berbeda untuk pertama kalinya. Hari
selanjutnya aku jalani. Setidaknya aku mempunyai 2 saudara muslim (mbak ajeng
dan pak santoso) yang memberi tahuku dimana tempat solat dikantor ini. Ternyata
tempatnya ada di gudang arsip dibelakang pojok ruangan kantor. Aku cukup
bersukur masih ada tempat solat disini. Karena cukup repot juga jika harus ke
masjid luar kantor tempat jumatan kemarin.
Jalan bulan ke-2 aku bekerja
disini, entah ini ujian atau memang musibah, di pagi hari setelah aku solat
dhuha, aku kena tegur managerku. Aku pikir karena kerjaan ku yang salah.
Ternyata tidak. Dia menegurku tentang masalah solat. Dia bilang kalau aku
solatnya lama. WHAT? Hello… Welcome to the real world Bastian…. Teguran macam
apa ini sampai-sampai masalah solat kena tegur? Tunggu sebentar.. Aku solat
dhuha jam 7.30-7.45. dan jam masuk kerja jam 7.50 pulang jam 16.00 Dhuhur
istirahat jam 12.00-13.00. Dan aku solat pas jam istirahat. Jadi gak masalah
donk karena ini memang hak ku? Sama sekali gak ada hubungannya sama jam kantor.
Ow.. mungkin yang dia maksud Ashar. Ya.. aku menggunakan jam kerja pas solat di
jam 15.00. Tapi aku solat tidak lebih dari 10 menit. Dan itu dibilang LAMA?
Aku pun terdiam. Speachless
mendapat teguran itu. Managerku bilang kalau selama ini beberapa pegawai banyak
yang mengawasi. Mereka protes jika aku solatnya lama maka semua orang akan solat
biar bisa istirahat. Dia juga bilang kalau ajeng sudah mendapatkan surat
peringatan (SP) karena masalah solat. Oleh karena itu dia memberitahuku biar
aku tidak bernasip sama. Entah ini benar atau hanya alasan dari managerku yang
keliatan baik atau tidak, Hanya Allah yang tahu.
Ini pertama kalinya ketika solat
ashar air mataku tak terbendung. Ya Allah aku bertanya padamu maksud dari
takdir yang engkau berikan. Kau beri aku rejeki di tempat ini, namun kau beri
ujian dimana tempat ini mempermasalahkan tentang sholatku padaMu. Ingin rasanya aku
menyerah dan keluar dari tempat aku bekerja. Namun aku harus kuat dan bertahan.
Demi keluarga yang aku nafkahi. Tapi aku tidak peduli dengan SP jika suatu saat
memang dikeluarkan. Aku jalani saja pekerjaan ku ini sambil mencari tempat
kerja baru yang bisa lebih menghargai masalah kepercayaan.
Masuk bulan ke 3, aku baru tahu
ternyata yang muslim tidak hanya aku, ajeng dan pak santo, ada beberapa yang
muslim yang dekat sama bos, tapi tak pernah aku melihat mereka solat. Entah mereka
juga takut atau apa, Namun aku melihat ketika solat jumat mereka malah tidur
dan bersantai. Aku tahu ini wilayah pribadi masing-masing. Tapi Ya Allah.. kuatkan
imanku dan jangan biarkan aku jadi seperti mereka yang demi jabatan dan
disayang bos rela meninggalkanmu. Naudzubillah…..
Bulan Ramadhan datang. Dan jangan
harap ada pengurangan jam istirahat agar bisa pulang lebih awal. Tetap seperti
biasanya. Waktunya makan ya makan. Yang puasa ya puasa aja. Gak ada perubahan
seperti tempat kerjaku yang lama.
Ya Allah… pintaku padaMU tolong
kuatkan aku di bulan suci ramadhan pertamaku dalam lingkungan kerja yang
seperti ini, agar aku bisa khusuk dalam menjalani ibadah suci ini. Aamien…
Comments
Post a Comment