Pengalaman Pertama Test VCT (HIV/AIDS)

Sabtu, 11 April 2015


Entahlah… aku juga bingung apa yang aku pikirkan. Tiba-tiba ada rasa takut yang begitu besar dalam diriku. Ketakutan ini adalah tentang HIV. Ketakutan ini mendadak muncul ketika ada beberapa temen yang menggosipkan salah satu artis papan atas berinisial “O” yang meninggal karena HIV/AIDS. Kalau melihat berita di TV sih dia meninggal karena penyakit meningitis. Tapi teman-temanku bahkan pacarku sendiri bilang kalau itu karena HIV. Ya entahlah siapa yang tahu. Hanya Allah dan keluarganya yang tahu. Aku sih bodoh amat dengan berita-berita itu. Yang penting adalah bagaimana dengan kondisiku sekarang. Apakah aku kena HIV? Astaghfirullah amit-amit ya Allah jangan sampai aku kena itu.
Selama 2 minggu aku dirundung sama ketakutan penyakit itu. Bukan tanpa alasan. Alasannya adalah karena aku baru ingat bahwa ada salah satu mantanku dulu saat aku masih berstatus mahasiswa (2009), yang inisianya “E” meninggal dunia. Katanya sih meninggal karena penyakit hati (penyakit hati beneran bukan galau). Cuma ya lagi-lagi mulut “binan” itu selalu suka nggosip kalau dia sakit karena HIV juga.
Aku akui memang saat aku pacaran sama dia memang gak lama jadiannya, pernah “main” 2X aja. Dan itu gak pake pengaman. Sebagai “Top” nya, aku sekarang jadi ketakutan. Takut tertular. Ngeri banget.
Aku menyesal. Karena saat aku benar-benar serius menjalani hubungan bersama pacarku, aku malah ketakutan akan masa laluku. Aku benar-benar tidak tenang dengan status kesehatanku. Dalam hati, dalam pikiran, aku menangis. Air mata ini mengalir deras setiap aku selesai sholat. Aku berdoa semoga aku baik-baik saja.
Ditambah setelah aku membaca berbagai artikel di internet tentang ciri-cira orang kena HIV itu adalah dengan menurunnya daya tahan tubuh. Aku type orang yang mudah sekali sakit. Sakit langgananku adalah demam dan perut. Capek sedikit langsung badan panas. Aku terus berpikir apakah ini sebab karena HIV. Namun setelah dipikir-pikir flash back aku memang sejak kecil mudah sakit. Fisikku lemah. Aku sering dimarahi karena jarang banget olah raga. Ini fakta. Aku malas sekali olah raga. Sehingga aku berpositif thingking mungkin aku sering demam karena memang jarang olah raga. Tapi hati tidak bisa dibohongi. HIV terus membayangi dalam pikiranku.
Kebetulan juga ide untuk tes ini karena pacarku yang ngajak. Sebenernya aku dulu pernah pengen tes juga. Tapi aku selalu dilarang sama mantanku yang udah merid itu, Mario. Katanya “Mending kamu gak tahu status HIV mu daripada kamu nanti tahu hasilnya malah akan berpengaruh ke psikologismu. Sehingga kamu jadi pesimis bahkan bunuh diri. Mati ya udah langsung mati aja. Daripada hidup penuh dengan ketakutan karena bayang-bayang kematian”
Pada saat itu aku nurut apa kata dia. Sehingga aku urungkan untuk tes. Namun sekarang aku sadar bahwa itu SALAH. Jika memang aku positif maka setidaknya aku akan mempersiapkan semua tanggungan hidupku. Terutama kebahagiaan orang tuaku. Dengan lebih patuh lagi dan membuat moment yang indah bersama mereka. Serta bisa berguna untuk orang sekitarku dan orang-orang yang aku cintai. Oleh karena itu aku sekarang mantap dan berani untuk test.
Namun semangat ini kadang naik turun. Sering galau sendiri karena ketakutan sampai aku bilang ke pacarku dengan nada manja “Aku gak mau matiiiiiiiii……!” namun dia sering memberi support ke aku. Bahkan kata-katanya bikin aku sangat terharu dan hampir meneteskan air mata “Jika memang hasilnya tidak seperti apa yang kita inginkan, aku akan tetap jadi pacarmu. Mungkin untuk sex sudah tidak, tapi bukankah hubungan kasih sayang tidak hanya untuk sex? Kita akan buat hubungan ini lebih berarti dan kamu akan jadi orang terakhir sebagai pacarku. Aku akan berhenti mencari dan kembali ke jalan yang seharusnya dijalani”
Dia begitu tenang dan bersikap dewasa. Padahal dia lebih muda 2 tahun dariku. Memang umur itu hanya angka. Tidak menjamin umur lebih tua itu dewasa. Tergantung kepribadian dan pengalaman masing-masing pribadi.
Tidak dipungkiri diapun sebenarnya takut dengan test ini. Aku bisa melihat dari sorot matanya. Oleh karena itu dia sadar dan balik bertanya padaku "Andaikan justru aku yang positif, apakah kamu akan melakukan hal yang sama?”
Tanpa ragu aku pun mantap menjawab “Iya”. Ku genggam tangannya dan aku kaitkan jari kelingkingku ke kelingking dia. “Aku serius dengan hubungan kita. Komitment kita. Apapun yang terjadi, kita hadapi bersama. Aku janji!” dia pun menyahut “aku juga janji” . kami berpelukan dan mata kami berkaca-kaca terharu.
Akhirnya aku mencari informasi tempat test HIV dari temanku yang sudah test. Kata dia lembaga yang konsen ke HIV ada di puskesmas daerah perak Surabaya. Tapi menurutku itu jauh sekali. Karena aku tinggalnya di Sidoarjo. Lalu pacarku menyarankan ke laboratorium saja. Dia punya pengalaman mengantar mantannya tes HIV juga disitu. Tapi harus ke dokter dulu untuk mendapat surat rekomendasi test. Ada juga lab gak pakai ribet kayak gitu. Hanya saja test di lab itu biayanya buat sebagian orang tidak murah. Rata-rata 300 ribuan bahkan 500 ribuan jika tes di lab terkenal.
Tapi ini bukan masalah gengsi-gengsian atau apalah-apalah (Ala I’is dahlia). Melainkan ini semua demi mengetahui status HIV kita. Mungkin benar test di lab itu “katanya’ lebih teliti. Namun bukan berarti test di lembaga tempat gratis seperti puskesmas itu jelek/tidak terpercaya. Saya yakin bahwa untuk test seperti itu pasti sudah sesuai standart international. Apalagi tempat itu sudah ditunjuk sebagai lembaga kesehatan yang konsen di bidang HIV. Malah menurut saya pribadi test ditempat yang memang konsen di HIV itu lebih bagus. Karena selain gratis juga ada “Konselor” nya. Konselor adalah orang yang benar-benar mengerti seperti apa itu HIV dan bagaimana cara kita agar bisa tetap bersemangat dalam kondisi HIV positif. Dia akan terus memantau kesehatan kita dan akan diberi obat gratis (ARV). Mungkin itu kelebihan yang tidak ada saat test di lab yang tidak ada kerjasama sama lembaga HIV.
Saya yakin ini adalah jalan dari Allah. Entah apa yang terjadi tiba-tiba mantan pacarnya pacarku tiba-tiba SMS. Dia tanya kabar pacarku dan memberi tahu bahwa dia sudah mengajak siswa SMA 3 orang test di puskesmas Sidoarjo. Hasilnya mengerikan! 2 dari 3 siswa tersebut yang positif HIV 2 orang. Pacarku speechless membaca SMS dari mantannya tersebut. Selain kaget karena peristiwa itu dia juga terheran-heran kok momentnya benar-benar pas? Kami pun hanya bisa bilang “Allah sudah memberi jalan”.
Selanjutnya aku langsung buka website puskesmas Sidoarjo. Disitu aku lihat memang bahwa puskesmas Sidoarjo memang salah satu lembaga kesehatan yang punya kerja sama dengan lembaga HIV. Aku coba pelajari gimana cara daftarnya. Aku lihat di flowchart untuk ke Poli VCT untuk test HIV itu tanpa perlu daftar ke loket. Aku jadi terheran? Kenapa? Mungkin lembaga HIV benar-benar menjamin privasi pasiennya. Menurutku itu keren. Karena aku gak perlu antri. Mari kita buktikan besok saat benar-benar test disana.
Tepat jam 7 aku berangkat dari rumah menuju rumah pacarku. Sengaja berangkat pagi karena kalau hari sabtu puskesmas biasanya tutup jam 10. Ditambah sapa tau disana antri banget. Sebelum berangkat tidak lupa aku solat dhuha terlebih dahulu. Selain untuk menenangkan diri aku juga berdoa supaya mendapat hasil yang aku harapkan yaitu ‘negatif”.
Perjalanan ke rumah pacarku hanya sebentar. Kurang lebih 15 menit. Kebetulan rumah kami dekat. Hanya dipisah 1 kecamatan saja. Setelah sampai rumahnya dia langsung keluar. Maklum knalpot moge ku emang kenceng banget. Katanya dia sudah bisa denger dari depan gang. Aku hanya tersenyum ketika dia bilang itu. Aku tersenyum dan bilang “ kamu siap?” “siap” sahutnya sambil tersenyum manis. Langsung kami meluncur ke puskesmas Sidoarjo.
Tepat jam 8 kami sudah sampai puskesmas. Setelah parkir motor, kamipun masuk menuju loket. Aku gak bermaksud daftar Cuma iseng saja mau cari informasi karena kami benar-benar tidak tahu dimana letak Poli VCT berada.
“Maaf bu, saya mau tanya, kalau mau tes VCT harus daftar dulu apa langsung?” tanyaku langsung ke petugas loket pendaftaran puskesmas.
“Oh.. langsung mas gak pakai daftar.” Jawab petugas loketnya.
“Lalu tes nya dimana ya, Bu?” tanyaku lagi.
“Emm.. kalo tes mas coba tanya saja ke laborat (maksudnya laboratorium puskesmas). Mungkin disana lebih tau mas” jawab petugas tersebut. Dalam hati berkata “wah mulai nih.. kayaknya bakal susah kalau gini”
Kebetulan laborat posisinya ada di sebelah kiri loket. Akupun tanpa ragu masuk laborat dan bertanya “permisi bu, kalau mau test VCT apakah disini?” Ibu petugas disitu melihat temannya dan ngobrol pelan sama ibu petugas sampingnya.
“Itu mas cari pak “X” (lupa namanya) nanti tanya ke dia ya kalo mau test” jawab petugas laboratnya.
Aku mulai agak sedikit kesal karena sepertinya mulai berasa di pimpong. Dengan sedikit tenang aku bertanya lagi ke petugas laboratnya “ Pak “X” nya dimana ya bu kalau boleh saya tahu?”
Ibu-ibu itu lalu kebingungan dan bertanya temannya “Mbak kemana ya pak “X” tadi?”
“Itu mas coba ke poli sebelah selatan sana, mungkin orangnya disana” jawab ibu petugas satunya.
Okey fix dengan suasana hati sudah mulai panas aku tutup pintu laborat dan bilang terima kasih terlebih dahulu. Pacarku mungkin tahu mukaku udah bête dan dia malah senyum dan berbisik ke telingaku “Ingat ya! Gratis.. Butuh perjuangan. Kalo ke lab luar kan pasti dapat senyuman Hehehe”
Ruang Test VCT
“Iya tahu. Udah sekarang bantu aku cari pak “X”.” sahutku ketus. Kemudian aku menuju sebelah selatan (kiri laborat) nyari pak “X”. Kebetulan saat mau masuk ruangan sebelah selatan tadi ada bapak petugas yang keluar ruangan. Segera aku bertanya pak “X” ada dimana. Dia bilang gak tahu juga. Aku disarankan pergi ke ruang kantor sebelah utara.
Hemmm rasanya udah mulai pengen makan orang saja. Tanpa banyak omong aku pun ke sisi utara gedung puskesmas. Hati ini adem ketika saat udah disebelah utara puskesmas aku melihat ruangan yang bertuliskan “POLI PKPR, IMS/VCT, SANITASI & KES. REPRODUKSI”. Nah ini dia yang aku cari. Aku langsung masuk dan ternyata “helloooww anybody home” dalam hati aku katakan itu. Tidak ada mahluk manusia disitu. Ruangannya kosong. Aku jadi bingung harus gimana lagi. Aku kemudian keluar ruangan VCT dan mencoba bertanya ke petugas lainya. Namun tidak aku temui petugas yang lewat. Kemudian aku duduk didepan kantor administrasi puskesmas sebelah ruang VCT. Tidak lama,  ada siswa/i SMA datang sekitar 20 anak kalo gak salah. Masuk ke kantor administrasi. Aku iseng tanya ternyata mereka mau tes kesehatan untuk mengikuti lomba PON. Aku jadi berpikir. Untuk ngikutin lomba gitu ternyata harus ikut tes kesehatan sendiri. Namun itu juga bisa bekal buat mereka untuk masuk universitas jalur prestasi. Keren juga tuh.
Kembali ke cerita ku biar bisa tes VCT, ini aku udah lama mondar mandir depan ruangan VCT. Karena capek aku duduk lagi sama pacarku disebelah. Dia mulai pesimis dan menyarankan agar tes di laboratorium luar saja. Tapi aku diam saja. Dia mungkin mengerti dan akhirnya bilang “ya udah kita tunggu saja sampai petugasnya datang”.
Karena udah mulai gak sabar aku akhirnya bilang “kalau nunggu kayak gini sampai lebaran monyet juga gak bakalan datang-datang orangnya"
Aku langsung bangkit dari tempat dudukku dan langsung masuk ke ruang VCT lagi. Tetap tidak ada. Kemudian aku masuk ke poli anak sebelah poli VCT. Disitu ramai orang dan beberapa petugas ibu-ibu dan ada mbak-mbak berseragam batik.
“Permisi.. maaf mbak mau tanya, Pak “X” dimana ya? Saya mau test VCT kok gak ada orang didalam?”tanyaku dengan sopan.
“Lho gak ada yang mas, sebentar ya?” kata mbak-mbak petugas yang kemudian memeriksa ruangan poli VCT dan kemudian keluar lagi menghampiri aku. “Sebentar ya mas saya carikan Mbak “Y” dulu. Tadi orangnya ada didalam. Mungkin keluar ke kantor sebelah. Mas tunggu disini dulu ya saya carikan mbaknya”
Hatiku sedikit lega karena mbaknya tadi ternyata baik. Ditambah dia mau mencarikan petugas yang aku cari. Hanya saja aku sedikit bingung karena tadi yang aku cari Pak “X” kok mbaknya tadi cari mbak “Y”. Tapi ya sudahlah gak apa-apa. Yang penting aku bisa test. lalu aku memanggil pacarku biar dia juga duduk disebelahku depan Poli anak sambil menunggu mbaknya tadi.
Tidak lama kemudian mbak yang tadi nyari akhirnya datang bersama mbak “Y”. Tidak lupa aku ucapkan terima kasih sama mbak yang carikan tadi. Detak jantungku mulai berdetak kencang saat masuk ke Poli VCT bersama petugas mbak “Y”. Aneh memang karena tadi aku masuk keluar juga biasa saja. Mungkin Karena sudah ada petugasnya dan test akan dimulai? Mbak “Y” mempersilahkan aku dan pacarku duduk disofa dalam ruangan VCT. “Tunggu sebentar ya mas saya siapkan formnya dulu” kata mbak “Y”.
Bilik Ruang Konseling VCT/IMS
Kemudian dia masuk kedalam bilik “RUANG VCT/IMS” dengan pintu digeser kesamping. Tak lama setelah siap aku dipersilahkan masuk ke dalam bilik tersebut. Aku ngajak pacarku masuk juga. Namun pacarku belum diperbolehkan masuk. Mbak “Y” bilang bahwa ini privasi jadi orang terdekatpun tidak perkenankan masuk saat aku diinterview. Jadi pacarku kembali duduk di sofa diluar bilik.
Didalam mbaknya sudah menyiapkan form tentang data-data. Aku pun tanya “mbak semua data ini dirahasiakan kan?” mbaknya pun menyahut “tentu mas semua ini dirahasiakan. Jadi soal privacy mas tidak perlu khawatir”. Lega hatiku mendengarnya.
Interview pun dimulai. Dalam interview ini aku ditanya tentang profil pribadi. Mbaknya bilang kalau ini benar-benar rahasia. Jadi profilnya harus jujur. Aku pikir diminta KTP. Tapi ternyata tidak. Jadi demi keamanan yang amat sangat aku jaga aku pakai aja nama palsu. Namun yang tidak boleh bohong adalah tentang kebiasaan kita tentang faktor resiko.
“Mas nya masih single? Atau sudah menikah?” aku jawab single.
“Sering pakai jarum suntik?” aku jawab tidak. Maksudnya pakai narkoba apa gak.
“Pernah berhubungan intim?” naaahh… ini yang aku jawab “iya”. Jujur agak malu mengakuinya. Tapi ya bagaimana lagi. karena yang tanya perempuan. Coba yang tanya cowok ganteng. Mungkin jawabanya semangat. hehehehe
“Maaf kalau anal?” makjleb banget waktu ditanya ini. Aku jawab “iya”.
“Hubungan intim terakhir yang tanpa pengaman kondom kapan?” aku jawab “5 tahun lalu mbak” karena agak ada ganjalan dalam hati lalu aku bilang “Kalau Desember 2014 kemarin pakai mbak, Cuma sobek”
“Ohya? Kok bisa ya sampai sobek?” mbaknya jadi senyum. Mungkin penasaran kenapa bisa sobek. Lalu aku jawab “Gak tahu mbak, hehehe” aku benar-benar sungkan menjawabnya. Karena bisa dibilang mungkin size nya yang agak besar dan cara main yang agak kasar. Ah sudahlah malu rasanya buka rahasia dapur pacunya. Hehehe..
“Trus untuk tes HIV ini apakah pernah melakukan tes sebelumnya? Aku jawab “Belum baru pertama kali ini”
“Tau disini ada tes HIV dari mana?” aku jawab “Dari temen mbak, sama web online puskesmas”
Sebenarnya ada beberapa pertanyaan lagi, Cuma aku agak lupa nyebutinnya satu persatu. Nah… setelah selesai di interview kemudian aku dipersilahkan menunggu di luar bilik, dan pacarku dipersilahkan masuk. Aku yakin pertanyaannya sama karena mbak nya tadi menanyakan pertanyaan dari form didepannya.
Disofa aku terdiam. Masih ada perasaan berdebar-debar dengan tes ini. Untuk mengalihkan perhatianku, aku melihat-lihat kondisi ruangan. Disitu aku melihat beberapa poster tentang HIV. Cukup menarik dan menambah wawasan. So aku iseng memotret nya sapa tahu berguna sebagai informasi untuk teman-teman. Nah dari situ aku melihat fase-fase tentang HIV dan penyakit apa yang bisa muncul karena HIV. Dalam kotak poster itu ternyata ada salah satu penyakit yang diderita artis itu. Hemmm..
Fase Stadium HIV/AIDS
Aku berpikir.. mungkinkah dia?? Ah aku malas mikir sesuatu yang gak penting untuk dipikirkan.
Pacarku kemudian keluar dari bilik. Aku bertanya ke dia tentang pertanyaannya apa saja. Ternyata memang didepan sama. Tapi di akhir-akhir ada pertanyaan yang sedikit berbeda. Jadi bisa dibilang apa yang ditanyakan memang interaktif / tidak sama tergantung dari jawaban yang kita berikan.
“Mari mas ikut saya, kita ke laborat untuk tes nya” kata mbaknya dan kami mengikuti dia dari belakang. Sambil jalan aku bertanya “Kira-kira hasilnya keluar berapa hari ya mbak?” tanyaku penasaran. Karena dari hasil survey yang sudah aku lakukan waktu akan tes di lab luar hasilnya paling cepat 1 hari. Artinya jika kita tes pagi hasilnya bisa keluar sore. Tapi jika tes sore hasilnya keluar besok pagi. Itu adalah lab paling cepat menurutku. Dan tanpa surat rekomendasi dari dokter. Namun rata-rata ada yang sampai 3 hari. Tergantung lab mana yang kita tuju.
“Cepet kok mas, paling kalau laboratnya gak banyak yang antri paling lama 15 menit” kata mbaknya dari depan.  “ohya?” tanyaku kaget. Kok bisa cepet gitu. Tapi ya bagus sih jadi gak lama-lama dan mati penasaran karena menunggu sampai berhari-hari.
Menunggu Didepan Laboratorium Puskesmas
“iya mas kalau tes disini cepet kok. Nanti hasilnya bisa langsung keluar. Ohya mas tunggu disini dulu ya? Nanti nama mas akan dipanggil” kata mbaknya dan kemudian dia masuk ruang laborat. Kebetulan ada tempat duduk didepan pintu laborat jadi aku duduk disitu. Aku melihat ada beberapa orang yang bisa dibilang sudah berumur kakek-nenek. Kemudian ada anak SMA yang tadi akan tes kesehatan. Ada sekitar 5 anak. Entah sisanya tadi kemana. Setelah aku tanya anak tersebut mau tes narkoba. Di sisi lain aku melihat wajah pacarku yang pucat banget. Aku jadi heran. Karena sebelumnya dia tenang sekali seperti malaikat bersayap putih yang memberiku kata-kata indah penuh ketenangan dalam hatiku.
“Udah tenang aja. Insyallah hasilnya baik. Kamu jangan takut gitu. Okey.?” Kataku sambil memegang bahunya. Sebenarnya aku ingin memeluk dia hanya saja sepertinya itu drama banget dan gak mungkin juga. Helloow.. bisa-bisa kakek nenek sampingku serangan jantung melihat kita mesra. HAhahhahaha
“Aku gak takut soal hasil tes nya. Yang aku takutkan itu jarum suntik dan darahnya. Aduuhh” jawabnya pelan. Dia menunduk lemas.
“What? Jadi kamu takut jarum suntik dan darah?” aku terkejut. Sebenernya pengen ketawa terbahak-bahak Cuma kasian dia nanti tambah jengkel. Karena mukanya benar-benar pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Aku gak nyangka dia itu ternyata seorang “Entetophobia & Hemophobia”.   
Sebagai pacar yang baik aku harus bisa menenangkan dia. Ya walau sebenarnya yang namanya phobia itu emang susah diilangin. Atau bahkan tidak mungkin. Karena meski dengan hypnotherapy juga aku yakin suatu saat pasti kambuh lagi.
Aku bangkit dari posisi dudukku. Kemudian aku jongkok didepannya. Aku pegang tangannya dan kupandang wajahnya dari bawah karena dia tertunduk.
“Hey.. jangan takut. Ada aku disini. Okey? Gak akan sakit kok. Paling Cuma kayak digigit semut. Malah sakit digigit semut dari pada disuntik. Jangan takut ya.. ya.. ya.. percaya sama aku..” kataku dengan senyum dan mata tenang.
“Gak tahu. Aku takut dari dulu sama jarum suntik dan melihat darah itu bikin mual pengen muntah.” Jawabnya pelan.
“Kalau aku yang “suntik” gimana? Masih tetep gak mau? Hehehe..” kataku sambil ketawa menggoda.
“Ih.. kamu ini… udah tau aku takut malah di godain” jawabnya jengkel.
“iya iya maaf. Cuma becanda. Hehehe”
Tak lama kemudian terdengar panggilan “MAS EDO KURNIAWAN” dari dalam laborat. Sontak pacarku tambah lemes badannya. Aku bisa merasakan itu. Aku gak nyangka namanya justru dipanggil duluan. Kemudian aku pegang bahunya dan membantu dia berdiri.
“Hey.. jangan takut. Udah tenang, ya…! Gak akan sakit kok.” Bujukku. Dia terus tertunduk. “Ya udah. Kalo emang gak berani gak apa-apa. Biar aku yang bilang batal ke orangnya. Gimana? “ kataku kasian liat dia begitu pucat.
“Jangan” jawab dia langsung. “Udah nanggung sampai sini. Gak apa-apa aku masuk aja”
“Yakin?”tanyaku ragu.
“Iya yakin. Ya udah aku masuk dulu” sahutnya. Kemudian dia masuk ruang laborat. Namun aku terus memperhatikan langkahnya takut  jika dia tiba-tiba badannya limbung dan jatuh pingsan. Namun ternyata sampai pintu tertutup tidak terjadi apa-apa.
Tak sampai 5 menit dia sudah keluar. Aku perhatikan wajahnya tetep pucat sambil memegang kapas kecil di jari tengahnya. Aku bangkit dari kursi dan menghapirinya.
“Gimana? Gak apa-apa kan?”tanyaku. Namun dia tidak menjawab. “Ya udah duduk dulu ya. Istirahat disitu. Aku pandu dia ke kursi dan aku pegang bahunya.
“Aku takut banget sama jarum dan darah” katanya langsung. Ku coba terus menenangkannya sambil terus memegang dan mengelus bahunya.
“Iya gak apa-apa. Lagian udah selesaikan? Udah tenang gak akan terjadi apa-apa lagi. okey?” lagi-lagi aku ingin memeluknya namun memang itu tidak mungkin bisa aku lakukan karena kondisi. Aku jadi merasa kasian sekali sama orang yang aku sayangi ini.
“MAS BASTIAN DIRGANTARA” suara panggilan namaku dari dalam ruangan laborat. Jantungku tiba-tiba berdetak lebih kuat. Antara kaget dengan nama dipanggil dan proses tes ini. Soal jarum? Aku benar-benar tidak takut.
“Aku masuk dulu ya? Kamu gak apa-apa kan nunggu disini?” kataku
“Iya gak apa-apa aku tunggu disini” katanya dengan nada masih lemas.
Akhirnya aku masuk ruangan laborat. Lalu aku dipersilahkan duduk didekat pintu. Aku perhatikan ruangannya memang sempit. Kemudian ada ibu-ibu datang mendekatiku.
Alat Test VCT
“Mas Bastian ya?” tanya ibu itu. “Iya bu” jawabku. Ibu tersebut kemudian mengeluarkan alat seperti ballpoint dan mengeluarkan jarum dari dalamnya. Kemudian menyobek plastic dan kemudian isinya jarum baru dan dimasukkan dalam alat seperti ballpoint tadi. Lalu mengambil sebuah plastic berwarna merah dan membukanya. Isinya sekilas seperti alat tes kehamilan. Ternyata setelah ibu petugas itu menusukkan jarum ke jari tengahku, jari tengahku dipegang dia dan mengarahkannya ke alat yang mirip tes kehamilan itu. 1 tetes darahku masuk ke lubang alat tersebut. Lalu dia memberiku sebutir kapas berbentuk bulat yang sebelumnya sudah diberi alcohol dan meletakkan ke jari tengah bekas tujukan jarum. Tak aku sangka hanya seperti itu saja prosesnya. Sampai-sampai aku bengong dan ibu tadi menegurku “Maaf mas udah selesai. Bisa ditunggu diluar”
Keluar ruangan laborat ekspresiku sedikit lega. Ternyata benar-benar cepat. Kemudian aku kembali ke kursi tunggu dan kulihat wajah pacarku sepertinya sudah tidak sepucat dari sebelumnya.
“Nah bener-bener cepat ya gak nyangka Cuma gitu doank” kataku singkat. Namun dia malah melengos tak mau melihat wajahku. Aku heran kenapa dia seperti itu. Apa dia tiba-tiba membenciku? “Kamu marah?” tanyaku heran. “Kalo kamu marah maafin aku ya?”
“BUKAN. Aku gak marah. Aku Cuma gak mau lihat kapas dijarimu itu” Jawabnya agak keras.
Kulihat kapas dijariku. Ada noda merah bekas darah. “Ow.. jadi karena ini?hehehe nih…..” mendadak sifat usilku muncul. Aku ulurkan jariku yang ada kapas berbekas darah tadi tepat didepan mukanya. Sontak dia langsung bangkit dan kembali pucat.
“Hooekkk” Ya Allah… ternyata dia benar-benar takut dan mual liat darah. Aku jadi merasa bersalah sekali karena aku pikir dia tidak akan setakut itu.
“Hooekkk” dia kembali mual dan membentakku “Kamu ini aahhh.. GAK LUCU”
“Iya iya maaf. Maaf ya plis. Aku gak nyangka klo kamu bener-bener takut” jawabku menyesal.
“Permisi mas! Mari kembali keruangan” Tiba-tiba mbak “Y” didepanku. Tak kusadari kehadirannya yang tiba-tiba datang. Aku lihat dia membawa sebuah document. Pasti itu hasil tesnya.
Saat sudah diruangan Poli VCT dia menanyakan siapa dulu yang ingin dibacakan hasilnya. Karena aku lihat muka pacarku masih marah dan sepertinya belum siap aku yang mengajukan diri “Saya saja mbak dulu”. “Kalau begitu mari masuk” Dia mempersilahkan aku masuk ke bilik interview lagi.
Jantungku kembali berdetak kencang. Berdebar-debar dengan hasil dari test tersebut. Aku duduk dikursi sedikit gemetar. Namun ya mau gimana lagi aku baca “bismillah” untuk menenangkan hatiku. Suasana hening. Bahkan aku bisa mendengar detik jam dinding yang bergerak. Mbak “Y” sedang membaca hasil test ku tak lama kemudian dia memandangku.
Hasil Test VCT
“Begini mas, Bastian. Dari hasil tes ini…” Aku mengambil nafas sedalam-dalamnya. “Alhamdulillah hasilnya “NON REAKTIF” artinya mas negative”
Seolah angin dalam jantungku keluar semua “wuzzzzzz”
“Alhamdulillah” kataku spontan. Langsung aku mengusap wajahku seperti selesai berdoa. Mungkin karena mbak “Y” melihat ekspresiku yang begitu luar biasa senang dia jadi heran.
“Kenapa mas? Sudah lega ya?” tanya dia.
“Iya mbak” jawabku. Kemudian dengan senyum mbak “Y” kembali menjelaskan.
“Oleh karena itu mas, mulai sekarang  perilakunya dijaga. Kalau misal melakukan hubungan sex harus pakai pengaman/kondom. Disarankan juga pakai pelumas yang higienis yang cukup biar gak sobek. Dan yang paling penting harus setia sama pasangan jangan ganti-ganti. Enaknya sesaat, tapi efek penyesalannya selamanya lho mas” kata mbak “Y”
“Iya mbak saya sebelumnya benar-benar takut. Hati saya tidak tenang ada beban karena perilaku saya dulu.” Jawabku dan tak henti berucap sukur dalam hati.
“Iya mas perilakunya dijaga. Untuk diketahui hasil ini bisa dikatakan sudah valid. Karena terakhir mas melakukan perilaku beresiko (sex tanpa kondom/kondom sobek) itu desember 2015. Untuk melakukan tes HIV harus ada jeda 3 bulan dari perilaku resiko. Ini namanya masa jendela”.
“Masa jendela? Tanya ku pura-pura gak tahu. Karena sebelumnya sudah baca artikel di internet tentang HIV dimana-mana. Hanya ingin memastikan aja biar lengkap infonya
“Iya mas masa jendela. Masa jendela itu adalah masa dimana system kekebalan tubuh kita membentuk antibody HIV jika terinfeksi. Jadi misal mas melakukan perilaku beresiko dan terinfeksi pada tanggal 1 januari 2015. Maka masa jendela itu sampai tanggal 30 Maret 2015. Jadi mas baru bisa tes setelah tanggal 1 April 2015. Karena jika mas tes sebelum tanggal 1 April 2015, maka hasil tes masih bisa negative padahal sebenarnya positif.”
“Oww.. gitu ya mbak?” kataku sambil mengangguk. Aku juga melihat didalam form tersebut ada 3 macam metode tes VCT (ELISA, Westren Blot, Rapid). Mbak “Y” juga menjelaskan untuk tes VCT jika tes pertama sudah negative tidak perlu tes kedua/metode ke-2. Tes metode kedua itu hanya dilakukan ketika hasil tes pertama positif. Jadi tes kedua itu adalah tes untuk mengoreksi hasil tes pertama apakah hasilnya benar. Begitu juga dengan tes metode ke-3.
Karena proses pembacaan hasil test sudah selesai, kemudian mbak “Y” menutup semua berkas dan aku mengucapkan salam. Hanya saja ada sedikit ganjalan dalam hati. Kata temenku yang sudah test di puskesmas daerah perak Surabaya sana dia diberi kertas hasil tesnya. Tapi kok aku gak ya? Akhirnya aku menanyakan hal tersebut ke mbak “Y”. Dia bilang kalau di sini tidak ada hasil tes yang bisa dibawa keluar. Semua berkas akan disimpan di tempat yang aman. Akhirnya aku minta ijin memfoto form hasil tes ku tersebut dan dia mengijinkan. Tentu saja itu aku diperbolehkan karena itu hasil tes ku sendiri bukan milik orang lain.
Sudah lega rasanya. Aku keluar bilik dengan muka seperti malaikat yang turun dari langit. Pacarku melihat namun dibalik matanya dia masih terlihat pucat. Mungkin efek karena melihat darah tadi. Atau bisa juga karena penasaran campur panic dengan hasil test hiv nya. Tanpa berkata apapun dia segera masuk dalam bilik.
Agak lama juga dia didalam. Aku jadi khawatir. Dan ketika dia keluar dari bilik kulihat mukanya murung. Namun aku tahu itu ekspresi dibuat-buat. Karena aku tahu dia hanya ingin mengagetkanku. Dia melihat kearahku dan tiba-tiba tersenyum. Saat dia menghampiriku dia langsung memegang tanganku. Dia bilang bahwa dia juga negative. Aku juga bilang bahwa aku negative. Kemudian aku menunjukkan hasil test ku lewat foto di hape ku. Dia kemudian sadar dan langsung masuk bilik minta foto juga hasil tes nya. Tak lama dia balik kearahku. Posisinya aku sudah diluar ruang VCT saat dia masuk bilik. Karena aku ingin menghirup udara segar dan melihat pemandangan sekitar puskesmas. Aku mencari tempat duduk buat ngobrol agar lebih enak. Kemudian pacarku memberikan hapenya ke aku. Kulihat di foto yang tercentang kotak “non reaktif”.
Hasil VCT Dia dan Aku
Kami pun tersenyum. Aku terharu. Hampir aku meneteskan air mata. Dia juga menggodaku dengan kata-kata ketakutanku sebelum test “Aku gak mau mati…” hhehehe. Aku malu sekali. Tapi aku bersukur tidak terjadi apa-apa.
Aku pandang dia. Kuulurkan jari kelingkingku dan dia juga mengulurkan jari kelingkingnya. Kami berjanji akan sama-sama setia, akan selalu bersama, baik senang maupun duka. Aku sangat bersukur lagi dan takut main-main di dunia “seperti ini” yang penuh dengan tipu daya, modus, free sex dan lain-lain. Kenikmatan sesaat yang bisa menimbulkan penyesalan seumur hidup.
Setelah dirasa cukup aku dan pacarku keparkiran motor dan meninggalkan puskesmas. Saat kubonceng dia dan memelukku dari belakang. Begitu damai…
Ya Allah terima kasih atas segala ridho mu. Mungkin benar jalanku sekarang salah. Namun aku tidak berdaya dengan semua takdir yang sudah terjadi. Aku mencintai seseorang yang tidak seharusnya aku cintai. Sudah kucoba kembali namun malah aku semakin menjadi dan tidak terkontrol. Mungkin ini harus aku lalui. Semoga suatu saat aku bisa kembali ke jalan yang seharusnya. Lelaki yang bisa menjalani hidup normal seperti yang lainnya.

   Kesimpulan buat yang mau tes VCT HIV dipuskesmas cukup simple : 
1.      Datang ke puskesmas (yang ada tes vct nya) 
2.      Masuk ruang VCT/IMS 
3.      Proses konseling 
4.      Tes darah ke laborat 
5.      Pembacaan hasil test 
6.      Selesai
Simple bukan?? Tapi kemungkinan proses test ini berbeda di tempat lain. Ini saya share dari pengalaman pribadi saja.
Okey???
Buat temen-temen yang sudah melakukan prilaku resiko segera tes. Lebih cepat lebih baik. Sebelum terlambat.
Informasi tambahan
Alamat Puskesmas Sidoarjo : Jl. Dr. Soetomo No.14, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur 61212, Indonesia
+62 31 8921956 (Alun-alun Kota Sidoarjo ada masjid Agung. Puskesmasnya ada dibelakang masjid Agung tersebut)
Web: http://puskesmaskotasidoarjo.com/
Info tentang HIV : https://publicahealth.wordpress.com/2009/06/19/vct-metoda-evektif-deteksi-dan-pencegahan-hivaids/

Comments

  1. Mas mau tanya nih..kalo puskesmas yg di daerah Perak itu alamat tepatnya dimana ya?
    Thanks

    ReplyDelete
  2. Puskesmas Perak Timur
    Jl. Jakarta No. 9, Pabean, Cantian, Surabaya
    Telp/Fax : (031) 3524247
    Contact Person : dr. Nurul, Ibu Kushartini
    Layanan : IMS, VCT dan MK
    Senin – Sabtu : 10.00 – 15.00 WIB

    ReplyDelete
  3. Kalau daerah malang tau puskesmasnya nggak om?? Karna igama sudah lenyap...
    Mohon infonya...

    ReplyDelete
  4. Arifiant : Bisa dicoba untuk datang ke Rumah Sakit Islam Unisma, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Puskesmas Dinoyo, Kendalsari, Lowokwaru dan Ciptomulyo. Semoga bisa membantu

    ReplyDelete
  5. Baru nyadar kalo dua duanya cowok,,

    ReplyDelete
  6. Iya sama ... rada bingung di awal koq ga ketemu ke ganjilannya.. tp yah thats a life brohh

    ReplyDelete
  7. Iya sama ... rada bingung di awal koq ga ketemu ke ganjilannya.. tp yah thats a life brohh

    ReplyDelete
  8. Kapan bs dapet pacar yg setia begitu.... Terkadang kita udh setua. Pasangan kita malah yg bejat. (Curhat)

    ReplyDelete
  9. Kapan bs dapet pacar yg setia begitu.... Terkadang kita udh setua. Pasangan kita malah yg bejat. (Curhat)

    ReplyDelete
  10. Riandika Roland: Pasangan yang setia bukan orang lain yang membentuk. Tapi kita sendiri yang membentuknya.

    Boled07: ngeceknya 3 bulan setelah hubungan intim terakhir

    ReplyDelete
  11. Kok kaya tes gula yah.
    Aku sih d ambil sampel darahnya. D ambil 3cc darahnya.
    Tp emang aku d lab n bayar 270rb

    ReplyDelete
  12. Wanna Syach: Iya emang banyak kalau di lab. karena di lab tesnya pakai 3 metode langsung. kalau test di puskesmas memang hanya 1 metode. tapi itu juga udah cukup. karena metode ke 2 dan 3 dilakukan kalau pada metode pertama hasilnya posistif HIV.

    ReplyDelete
  13. Kemaren saya dateng ke puskesmas sidoarjo ternyata sekarang kalo vct harus daftar di loket setelah itu di bawa ke poli bp ehh ternyata petugas vctnya gk masuk

    ReplyDelete
  14. Mas itu beneran klo tes pertama setelah lewat masa jendela non reaktif, maka tdk perlu tes kedua karena hsilnya udh akurat? Sy udh tes pertama hasilnya non reaktif stelah trakhir berhubungan badan 3 tahun lalu.

    ReplyDelete
  15. Saya memang sangat senang untuk hidup saya; Nama saya Vargas Cynthia Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan hidup di bumi sebelum tahun habis. Saya telah menderita penyakit mematikan (HIV) selama 5 tahun sekarang; Saya telah menghabiskan banyak uang pergi dari satu tempat ke yang lain, dari gereja ke gereja, rumah sakit telah setiap tinggal hari saya. cek konstan up telah hobi saya tidak sampai Bulan lalu, saya sedang mencari melalui internet, saya melihat kesaksian tentang bagaimana DR. Ben membantu seseorang dalam menyembuhkan penyakit HIV-nya, dengan cepat saya menyalin email-nya yang (drbenharbalhome@gmail.com).
    Saya berbicara dengan dia, dia meminta saya untuk melakukan beberapa hal-hal tertentu yang saya lakukan, dia mengatakan kepada saya bahwa ia akan memberikan herbal untuk saya, yang dia lakukan, maka dia meminta saya untuk pergi untuk pemeriksaan medis setelah beberapa hari setelah menggunakan obat herbal, saya bebas dari penyakit mematikan, ia hanya meminta saya untuk posting kesaksian melalui seluruh dunia, dengan setia saya lakukan sekarang, silakan saudara-saudara, dia besar, aku berutang padanya dalam hidup saya. jika Anda memiliki masalah yang sama hanya email dia di (drbenharbalhome@gmail.com) atau hanya WhatsApp dia di: + 2348144631509.He juga dapat menyembuhkan penyakit seperti kanker, Diabeties, Herpes. Dll Anda bisa menghubungi saya di email: vargascynthiamaye1995@gmail.com

    ReplyDelete
  16. Agak capek baca ceritanya yang panjang, tp terimakasih sudah share pengalamanya utk tes hiv.

    Ada catatan yg perlu kita garis bawahi : perilaku sex bebas anda harus segera dihilangkan jika memang sudah tdk ada halangan lg segeralah menikahi pasangan anda tsb, jgn terbuai dengan keindahan semu, anda terlihat bgitu gembira menceritakan pengalaman sex diluar nikah anda bernsama pacar tp anda takut dgn hiv aids, dilain sisi anda menceritakan tingkat spiritual anda dengan melakukan sholat dhuha dan ibadah lain tp anda denhan bangganya menceritakan hubungan gelap yg Allah mengharamkannya. Terlihat cerita anda sangat aneh tp mungkin itu sudah kenyataan. Bersyukur anda tdk terkena hiv, tp jangan berbangga diri dulu hiv bs saja menghampiri siapa saja setiap waktu bila tdk mau bersyukur dan tdk mau bertobat kembali kejalan yg benar. Saran saya segeralah menikah, lakukan taubat atas segala perbuatan nista yg telah anda lakukan bersama pacar anda selama masa pacaran. Semua orang pasti punya sisi kelam, tp sangat disayangkan jika org tsb tdk sadar bahwa dia melakukan perilaku kelam dan nista melainkan malah mersa bangga dgn kelakuannya.

    Bertaubat adalah jalan terbaik dan menikah adalah solusi untuk mengendalikan nafsu birahi.

    Allah maha penerima taubat bagi hamba2nya yg benar2 ingij bertaubat. Saudaraku mari kita tinggalkan perbuatan nista itu, mari kita bertaubat, semoga Allah memberkahi hidup kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru baca artikel ini Krna mau cari alur vct sbnrnya gimana. Dan yg saya rasa juga sama, bener bener heran dengan tulisannya. Utk pemilik blog, terima kasih atas sharing nya. Apa yg dibilang mas akhran sangat benar, itu masukan yg baik utk perbaikan ke depannya. Agama kalau diikutin sebenarnya bukan mempersulit hidup tapi memudahkan hidup yg cuma sementara ini

      Delete
  17. https://www.facebook.com/doktormawi/

    Rawatan HIV/AIDS 100% SEMBUH..!!!!!!!!!!

    penawar HIV/AIDS pesakit HIV/AIDS ubat HIV/AIDS
    http://youtu.be/qrec5skatDU

    Utk pertanyaan lebih lanjut sila hubungi DR.MAWI

    For more information do contact DR.MAWI

    Whatsapp or sms to 019-2994577: type DR.MAWI 001

    ReplyDelete
  18. Akhran: Cerita ini hanya untuk berbagi pengalaman. bukan bermaksud membanggakan kemaksiatan dan ibadah. Menikah? sepertinya anda belum mengerti tentang cerita ini. apa anda yang tidak mengerti posisi saya? Jika mengerti maksud cerita ini dan anda tetap menyarankan menikah, itu tidak semudah lidah bersilat. Hidup serba hitam putih. saya juga penuh kekurangan. memperbaiki diri juga perlu waktu. karena pengalaman yang sudah saya jalani, memaksakan diri menjadi paling "benar" malah membuat saya jadi paling "salah"

    ReplyDelete
  19. Mas Bastian mau tanya kira-kira kalo tes VCT tahun 2016 ini masih bisa gk ya di puskesmas sidoarjo tempat mas tes dulu ? Soalnya webny puskesmas gk bisa dibuka .. thx

    ReplyDelete
  20. Hasil anti HIV non reaktif kemungkinan ada dua pertama virus HIV memang benar-benar tidak ada di dalam tubuh kemungkinan kedua virus ada di dalam tubuh hanya saja jumlahnya sangat sedikit sehingga belum terbentuk antibodi. Biasanya pasien dianjurkan untuk cek ulang. Karena itu penting sekali untuk dilakukan tindakan terapi pencegahan. Informasi lengkap silahkan kunjungi terapihiv.com

    ReplyDelete
  21. aku mau vct di puskesmas alualun gresik tapi poli vct nya di gembok..apa.vct itu ada jadwalnya yaa..apa langsung ke lab aja ya katak postinga ini?ada yang pernah ke puskesmas alun2 gresik buat vct..mohon informasinya..

    ReplyDelete
  22. Islam kok pacaran. . .

    Iyaa syukur engga hiv, kalo Sampe hamil di luar nikah gimana ... Fikirin resiko yg lain.. Jangan dekati zina.... *saling ngingetin aja sih*

    Thx infonya, menambah pengetahuan baru...

    ReplyDelete
  23. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  24. Tetap semangat semuanya..
    Terutama yang sudah tau status positif..

    Salam hangat dan semangat, saya Nugraha ODHA dari Bandung..

    Fb.com/nuginugraha.id

    ReplyDelete
  25. Anonymous (June 10, 2016): Walau websitenya udah tutup puskesmasnya masih buka.mungkin websiteenya expired. hehehhe

    Tabib Masrukhi: Terima kasih untuk infonya.

    Doan Setiawan: Ada masalah?

    Daisy Larasati: bisa ditanyakan ke petugas loketnya untuk info lebih lanjut. masih melayani test VCT/ tidak

    Klinik De Nature: Mangga di share. terima kasih.

    Rhesty Azumi: terima kasih nasehatnya

    Bagus Sri Wibowo: Sudah saya balas di WA. thanks.

    Nugi Nugraha: salam kenal dan tetap semangat ya...

    ReplyDelete
  26. Ap benar ini hubungan cowok sama cowok?

    ReplyDelete
  27. postingan nya bagus dan menarik

    ijin copy www.konselorhiv.blogspot.com

    ReplyDelete
  28. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  29. gw suka web ini

    thx

    ReplyDelete
  30. UNtuk teman2 yg baru akan vct, sebaiknya memang lebih baik tau status sedini mungkin.
    Apabila ternyata positive ada banyak kelompok dukungan yg jauh lebih suportive daripada sahabat terdekat/keluarga sekalipun.
    Dan jangan pernah percaya dengan segala macam penawaran obat2an herbal, pengobatan ARV disediakan gratis oleh pemerintah agar odha dapat tetap hidup sehat dan jumlah virus ditekan hingga tidak terdeteksi sehingga teman2 odha tidak mudah menularkan virus hiv keorang lain.
    Bagi teman2 yg butuh info lebih lanjut mengenai vct, hiv pengobatan ARV ataupun masalah orientasi sexual bisa kontak saya di WA 0818117641

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks udah mampir di blog saya dan membagi kontak nya. karena banyak tmn yang memang kadang bingung atau malu jika tidak dipandu dan dijelaskan ketika mau tes vct

      Delete
  31. informasi yang menarik gan sangat membantu
















    jika ingin order alat untuk tes hiv bisa beli lewat link ini

    http://bit.ly/2vt237p

    http://bit.ly/2ueylTS

    ReplyDelete
  32. BERITA BAIK !!!

    Nama saya Maria. Saya mahu menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman supaya berhati-hati kerana ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara kewangan, dan tanpa harapan, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman dalam talian. Saya hampir kehilangan harapan sehingga Tuhan menggunakan kawan saya yang merujuk saya kepada peminjam yang sangat dipercayai yang disebut LOOR GLORIA S SAHAM yang meminjamkan wang tanpa tekanan atau tekanan dengan kadar faedah hanya 2%.

    Saya sangat terkejut apabila saya memeriksa baki akaun bank saya dan mendapati bahawa jumlah yang saya gunakan untuk menghantar terus ke akaun saya tanpa berlengah-lengah. Kerana saya berjanji bahawa saya akan berkongsi berita baik agar orang dapat mendapatkan pinjaman mudah tanpa tekanan. Jadi, jika anda memerlukan sebarang pinjaman, sila hubungi beliau melalui e-mel: gloriasloancompany@gmail.com dan oleh rahmat Tuhan dia tidak akan pernah mengecewakan anda dalam mendapatkan pinjaman jika anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga boleh menghubungi saya di e-mel saya: mariababamore002@gmail.com Semua yang saya lakukan adalah cuba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya hantar terus ke akaun bulanan.

    ReplyDelete
  33. kak bastian, kalau mau tes wajib di wilayah regional tempat tinggal atau enggak ya?
    57b6000 itu pin bbm saya tolong saya di bantu
    terima kasih

    ReplyDelete
  34. Kabar baik!! pencari pinjaman !!!

    Nama saya Alfred Daniel Nehemia dari bali Indonesia, roti CEO Daniel Bakery, Pertama-tama saya akan mengatakan bahwa Tuhan harus memberkati Lady jane karena mengenalkan saya kepada perusahaan pinjaman yang jujur ​​dan halal sehingga saya benar-benar percaya bahwa Anda memberi tahu rekan kerja bahwa saya mempunyai Ide bagus untuk memulai bisnis sendiri karena mendapat pekerjaan tidak mudah jadi saya pergi ke bank untuk mendapatkan pinjaman (Rp800 juta) tapi mereka semua meminta uang muka sebesar jumlah pinjaman saya tapi satu-satunya properti yang saya miliki adalah motor. Sepeda, yang membuat saya merasa kecewa
    Jadi saya mencari perusahaan pinjaman online tapi kebanyakan menipu dan menipu, saya hampir kehilangan harapan dan kepercayaan diri sampai saya membaca artikel tentang lady jane tapi saya tidak sempat menutup tapi membaca artikelnya jadi saya mencoba pencarian online lain yang disebut craigslist. org dimana saya melihat iklan perusahaan Dangote Loan jadi saya memutuskan untuk melamar dan menghubungi lady jane juga

    Dangote Loan Company memberikan pinjaman dengan tingkat suku bunga 2% dan tidak kurang dari Rp20 juta

    Saya mengikuti prosedur di sana, memberikan semua yang diminta, saya juga sangat takut, tapi untuk kemuliaan tuhan, doaku dijawab dan uang pinjaman saya ditransfer ke saya tanpa masalah.

    jadi jangan buang waktu anda kontak Dangote perusahaan pinjaman Via dangotegrouploandepartment@gmail.com

    Anda juga bisa mencari di google untuk informasi lebih lanjut, ini nyata dan sangat nyata atau hubungi saya juga melalui email di alfreddaniel324@gmail.com dan juga di BBM: 7AEA8FA5

    ReplyDelete
  35. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  36. Mas klu mau tes VCT ke Puskesmas Sidoarjo.menggunakan BPJS.apa harus menggunakan Rujukan dari Puskesmas tempat tinggal saya area Gedangan?......

    ReplyDelete
    Replies
    1. tidak perlu.. pengalaman saya tes VCT tidak membutuhkan layanan BPJS, kamu hanya harus datang ke puskesmas dan mengatakan maksud kedatangan dibagian admin "saya mau VCT", nanti bagian admin akan langsung mengantarkan kamu untuk melakukan test VCT..

      Delete
  37. http://www.griyamedistra.com/2019/01/tahap-pencegahan-dan-pengobatan-hiv-aids.html?m=1

    ReplyDelete

Post a Comment

Most Popular

Ketika Sumpah Demi Tuhan Sudah Tak Berarti

Tulang Punggung Keluarga . Inikah Rasanya?

Pengalaman Memperpanjang Masa Berlaku SIM C

Selalu Ada Kertas Putih (Part III)