Pengalaman Memperpanjang Masa Berlaku SIM C



Rabu, 29 April 2015
Halo pembaca blog ku tercinta. Sebelumnya terima kasih ya udah mampir di blog ku yang gak karuan ini. Rasanya udah lama sekali gak nulis. Maklum karena kesibukan yang tiada tara, aku jadi gak ada waktu buat nulis. Kali ini aku membagikan pengalamanku lagi ni. Kali ini judulnya “Pengalaman memperpanjang masa berlaku SIM C”.

Jeng jeng…
Kalau berhubungan sama pelayanan publik di negara ini tahu sendiri kan gimana? Mungkin dibenak kalian pasti kesannya “RIBET, SUSAH, REPOT” dll deh pokoknya. Tenang aja. Bastian disini akan rela beribet-ribet ria buat kalian yang siapa tahu lagi butuh info ini. Semoga buat yang mau memperpanjang SIM bisa terbantu.

Sebenernya untuk “Pengalaman membuat SIM” aku udah ngalaminya 5 tahun lalu. Cuma karena cerita yang kepanjangan (prosesnya emang lama) karena TANPA calo, jadi aku posting dulu ya yang khusus memperpanjang SIM aja. Soal proses mutasi dari kota ke kota lain dan lain-lain mohon maaf, bastian belum bisa bantu. Karena emang bastian gak ngalami itu semua. Jadi apa yang aku tulis berdasarkan apa yang aku lihat, alami, dan rasakan. Okey gak berbelit-belit lagi ya.
Sekarang hari rabu tepatnya tanggal 29 April 2015. Sedangkan SIM Bastian masa berlakunya pada tanggal 13 Mei 2015 (13-05-2015). Tepat pada tanggal ulang tahun. Ngomong-ngomong nih ya… Aku sendiri bingung kenapa kok jatuh tempo SIM itu selalu pas tanggal lahir. Padahal, saat aku buat SIM itu dulu tanggal 26 Juni 2010 (26-06-2010). Jadi kalau aku hitung sebenarnya aku jadi rugi 44 hari. Mungkin biar orang inget kali ya, sama tanggal jatuh tempo SIM nya pas ultahnya. Hahahaha. 


 Nah.. Dari sini buat kalian yang pengen buat SIM coba deh membuat sebelum tanggal ultah. Kalian bisa untung beberapa hari bahkan bulan. Soalnya beberapa bulan lalu aku juga anter adik ponakanku buat SIM dan temen kerja juga untung beberapa bulan. Mungkin beberapa orang gak akan sadar akan hal ini. Tapi juga gak penting. Tapi apa salahnya bukan mencoba. Hehehe
Okey kembali ke topik cerita soal memperpanjang SIM. Rencananya hari ini aku mau memperpanjang SIM lewat SIM CORNER yang ada di SUNCITY Mall Sidoarjo. Mungkin ada beberapa yang tanya kenapa kok gak di POLRES aja sama kayak buat SIM? Karena dari pengalaman yang aku lihat kemarin, saat anter adek ponakan buat SIM ada orang yang memperpanjang SIM di POLRES itu petualangannya lebih panjang dibanding SIM CORNER. Mulai dari harus beli MAP di koperasi POLRES yang ada disana, Fotocopy KTP & SIM, Ambil Berkas, Ke Bank BRI buat bayar SIM, Serah terima berkas ke loket, dan yang keren lamanya itu… ANTRI Foto SIM. Selain itu kalau kamu ngurus SIM di POLRES jam operasionalnya hanya sampai jam 3. Buat yang sibuk kerja sepertinya sedikit merepotkan.
Jadi Bastian memutuskan untuk ke SIM CORNER. Gak perlu riwa riwi sana sini karena tempatnya memang hanya ada di situ. Untuk Jam operasional SIM CORNER di SUNCITY mulai pukul 10.00 sampai 20.00.. Kalau kota lain kayaknya sih sama ya. Itu sih info aku dapatkan dari googling sana sini. Untuk real dunia nyata mari baca aja cerita ini sampai habis.
Nah aku pulang dari kantor menuju Sun City jam 16.40. Lama perjalanan sekitar 30 Menit pake ngebut biar gak antri lama pikirku. So sampai SUNCITY jam 17.10. Tapi apa kah yang terjadi setelah sampai sana?
Jeng jenggggg….. TUTUP


  Loh kok tutup? Aku berpikir apa info di google yang aku cari salah ya? Tapi tahun lalu aku lihat jam 7 malam masih ada banyak orang yang antri, sampai-sampai saat itu aku juga pengen memperpanjang  SIM ku. Karena jatuh tempo masih 1 tahun lagi jadi aku urungkan.
Karena kaget campur panik aku dekati itu pintu SIM CORNER dan terdapat tulisan pengumuman yang di print dengan isi  


“PEMBERITAHUAN, MOHON MAAF KPD PARA PEMOHON SIM, SEHUBUNGAN KETERBATASAN KARTU SIM, PROSES PERPANJANGAN di SIM CORNER TERBATAS HANYA 150 KARTU SETIAP HARI, PELAYANAN BUKA JAM 10.00 DAN TUTUP SETELAH 150 PEMOHON PERTAMA, DEMIKIAN HARAP MAKLUM DAN TRIMA KASIH PERHATIANNYA SIM CORNER SUN CITY MALL”

Jujur aku kecewa sekali dengan kejadian ini. Rasanya sial diri ini gak habis-habis. Apa efek tanggal lahir ku di angka 13? Ah sudahlah kok jadi baper. Lalu gak lama ada beberapa orang yang juga “kecele” kayak aku. Mereka juga kecewa, karena SIM CORNER ini tutup dan ada pengumuman seperti itu. Ceritanya ini jadi curcol (curhat colongan) sesama pemohon SIM. 

Kebetulan ada security mall. Lalu aku tanya kok tutup. Dia pun menjawab kalau kejadian ini sudah terjadi beberapa bulan lalu. Dia juga menyarankan kalau mau datang mending jam 8 sudah ada disini. Biar gak kehabisan jatah 150 kartu itu tadi. Oh my god jam 8?
“Emang jam 8 udah buka ya pak mall nya?” tanyaku.
“Udah kok mas. Biasanya nanti orang-orang langsung antri biar gak kehabisan jatah” jawabnya.
“Ya kalau gitu sama aja donk mas. Saya gak bisa karena kerja” Sahut salah satu cewek sampingku ikut bertanya ke security.
Aku agak menjauh dari pintu SIM CORNER yang tertutup itu. Aku berdiri dekat pembatas lantai sambil melihat suasana mall yang ramai. Aku lihat beberapa orang juga datang ke SIM CORNER dan kecewa juga. Dan security itu lagi dan lagi menjelaskan situasinya ke orang-orang yang datang dengan penuh kekecewaan.
 
Ah.. sudahlah.. Aku akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Besok dipikirin lagi. Mungkin emang belum jodoh kali ya ngurus perpanjangan SIM disini.
 
Kamis, 30 April 2015
Entah kenapa hari ini aku berangkat pagi di kantor. Karena bos belum datang aku jadi googling lagi mengenai perpanjangan SIM. Browsing dan browsing. Dari beberapa berita yang aku baca, ceritanya emang krisis bahan kartu belum kelar selama 6 bulan ini. Heran! Padahal kan kita buat SIM itu gak ngutang? Langsung bayar! Kok pake acara kehabisan bahan. Emang bisa terjadi kredit macet dalam pengadaannya ya? Ah sudahlah mana aku tahu apa yang terjadi di badan institusi ini
Tak lama kemudian BOS ku datang. Entah mengapa liat wajahnya aku jadi ingat 2 bulan lalu, kalau bos ku juga ngurus SIM lewat SIM KELILING yang pake mobil itu. Nah aku langsung browsing lagi tuh mengenai jadwal sim keliling di wilayah sidoarjo. Jeng Jeng.. ternyata hari ini jadwalnya ada didepan ruko tropodo. Ini kan deket sama bandara juanda? Langsung inisiatif ku minta izin ke Bos buat ngurus SIM. Bos ku orangnya baik, dan karena aku juga jarang ijin-ijin, beliau memberiku ijin begitu saja. Hahahha

Okey capcus langsung keluar kantor menuju ruko Tropodo. Dengan perasaan agak khawatir karena bisa dibilang udah agak siang jadi aku lagi-lagi ngebut menembus antrian kendaraan di jalan yang macet.
Setelah sampai TKP sudah kuduga. Yang antri banyak banget… haduwwww tanpa pikir panjang aku langsung parkir motorku di halaman ruko tersebut. Dalam hati ini pasti lama banget. Aku lihat jam tanganku sudah menunjukkan jam 8.45.

 
Saat mendekati mobil sim keliling tersebut aku sudah siapkan ktp dan sim asli termasuk foto copynya. Tapi ternyata kalau kita mengurus SIM disini gak perlu pake foto copy segala. Aku disuruh langsung meletakkan SIM dan KTP asli ke dalam box yang sudah disediakan.

Nah setelah itu nanti kita kan dipanggili satu persatu dan suruh bayar langsung sebesar Rp. 130.000. lho kok gak Rp.75.000? Usut punya usut itu udah include biaya tes kesehatan Rp. 25.000 + asuransi Rp. 30.000. Hanya saja jika kita ngurus di mobil SIM Keliling, 2 step itu di skip alias dilewati, namun tetep harus bayar. Mengenai wajib / tidak silahkan kalian browsing di google (yang aku baca asuransinya gak wajib). Karena orang sekarang ngurus SIM itu yang penting cepet, jadi nominal segitu tidak dipermasalahkan. Namun aku tetep tidak merasa nyaman karena kita tidak diberikan kwitansi untuk tes kesehatan dan kartu asuransinya. Seingatku kartu asuransi saat mengantar ponakan membuat SIM di polres dulu warnanya kuning / biru.
Ya itulah Indonesia. Saat ini aku juga diburu waktu jadi gak mau debat dengan petugasnya dan langsung aku isi formulir yang diberikan. Aku lihat SIM lamaku di jepret/distaples di form ini sebagai lampiran. Aku isi secepat mungkin biar gak dapat antrian lebih lama lagi. Selesai mengisi formulir tersebut, aku kembalikan lagi form itu ke petugasnya sambil ngintip orang yang lagi foto SIM di dalam mobil.
  Dan inilah proses yang paling lama setelah antri untuk dapat formulir tadi. Sinar matahari semakin terik menyengat. Aku berteduh di depan ruko yang tutup bersama orang-orang yang bernasib sama sepertiku. Aku lihat masih banyak orang yang baru datang. Gak kebayang mereka nanti selesai jam berapa.


Ohya! ada salah 1 orang yang ditolak perpanjangannya karena dia telat 3 bulan 1 hari. Sayang sekali padahal hanya lewat 1 hari. Apa dia tidak pernah ingat tanggal lahirnya ya? Sampai SIMnya juga telat. Akibatnya dia harus membuat ulang SIM nya. Alias membuat SIM baru ke POLRES. Wow.. gak kebayang betapa ribetnya kalau membuat SIM baru. Buat yang ngurus sendiri tanpa calo pasti kapok membuat baru. Harus kesana, kemari, tes ini, test itu haduw………
  
Kembali ke masa menunggu, finally aku dipanggil. Saat namaku disebut aku merasa bahagia sekali. Penantianku telah tiba. Ini pertama kali aku masuk mobil SIM keliling. Rasanya adem banget didalam. Hanya saja aku pikir saat masuk mobil aku langsung foto. Ternyata masih nunggu juga.

Dimobil ada kapasitas sekitar 5 kursi tunggu. Jadi aku iseng-iseng foto interior dalam mobil SIM KELILING ini. Aku lihat ada AC deket petugas yang lagi ngetik depan komuter itu. Jelas saja ruangannya dingin banget. AC-nya segede gajah itu dipakai di dalam mobil. Aku pikir mobil ini masih memakai AC mobil. Tapi ya tak apalah. Ini nyaman banget. Dari 5 orang yang masuk aku dipanggil No.4. entah mengapa aku deg-degan waktu foto SIM. Mungkin karena trauma dulu foto SIM ku jelek. Maklum dulu habis test lapangan/praktek aku lulus langsung foto sampai lupa tidak cuci muka dahulu. Jadi kali ini sebelum foto aku sudah merapikan rambut dan mengelap keringat dimuka. Hem… dalam hati pengen banget bilang ke petugasnya “Mas di edit photoshop dulu ya? Biar kece.. hahahha”

Ohya setelah foto aku disuruh tanda tangan dan scan sidik jari di sebuah alat. Sambil nunggu petugasnya entry semua dataku tadi, aku memperhatikan ada alat pencetak SIM dibawah AC. Cepet banget alat itu mencetaknya. Tapi sepertinya kualitas gambarnya gak sebagus di kantor POLRES dulu. Tapi itu bukan masalah sih, pikirku.


Nah proses foto sudah selesai. Aku pikir SIM ku langsung di cetak. Ternyata nunggu lagi. Aku dipersilahkan menunggu diluar. Agak berat sih sebenarnya pindah tempat, soalnya di luar panas. Enak disini adem. Hahahha. Sampai 2x petugasnya nyuruh aku keluar karena mungkin dia melihatku ogah keluar. 

Menunggu lagi diluar mobil dan lumayan agak lama juga. Hingga akhirnya namaku dipanggil dan aku diberi SIM baru. And you know what.. fotoku bergaris. Arrrgghhh…. But it’s okey.


Tepat pukul 10.40 proses perpanjangan SIM ku selesai. Bisa dibilang agak lama juga. Total 2 jam kurang 5 menit alias 115 menit. Tapi tak masalah yang penting gak pakai ribet. Okey kelar sudah proses perpanjangan SIM ku. Waktunya kembali ke kantor dan balik kerja.
Ohya sampai kantor aku ketemu sama temen kantor dan kebetulan dia juga baru ngurus SIM. Katanya kalau mau ngurus SIM KELILING di Tropodo situ, mending datang sekitar jam 10an. Karena gak akan lama nunggu. Setelah aku ingat-ingat, memang sih tadi aku perhatikan orang yang datangnya siang waktu aku difoto dia langsung dipanggil namanya. Mungkin karena antriannya sudah sedikit tidak seperti saat pagi tadi. Tapi agak ngeri datang siang karena takut petugasnya keburu balik ke POLRES. Aku sih milih aman saja. 


 Untuk teman Sidoarjo yang mau ngurus ke mobil SIM KELILING bisa lihat jadwal berikut:
-Senin: Depan Ramayana, KRIAN
-Selasa: Depan Pos Polisi Bakalan, Balong Bendo
-Rabu: Di Simpang 4 Dungus, Sukodono
-Kamis: Depan Ruko Sentra Tropodo, Waru
-Jumat: Depan Kantor Pemasaran Puri Surya Jaya, Gedangan
-Sabtu: Depan Dealer Honda Pucang, Alun-Alun Sidoarjo.

Untuk JAM semua lokasi dimulai pukul 09.00 – 12.00 (saran mending datang sebelum jam 9 karena kenyataannya aku datang jam 8.45 sudah banyak yang antri dan proses perpanjangan SIM sudah dimulai sebelum aku datang)

Comments

Most Popular

Pengalaman Pertama Test VCT (HIV/AIDS)

Ketika Sumpah Demi Tuhan Sudah Tak Berarti

Tulang Punggung Keluarga . Inikah Rasanya?

Selalu Ada Kertas Putih (Part III)